Bingung Mau Magang Apa? Ini Bidang Pekerjaan yang Paling Butuh Anak Magang!
September 26, 2024Mahasiswa DKV UMN Belajar Tentang Kehidupan Seniman Bersama Prof Azril dari ASWARA Malaysia
September 30, 2024Tangerang – Pada Rabu, (25/09) Fakultas Ilmu Komunikasi UMN mengadakan seminar dan workshop mengangkat tema Multimedia Reporting. Workshop ini juga sebagai bentuk kolaborasi antar UMN, IIJ, dan Astra Indonesia. Empat narasumber turut mengisi acara workshop ini.
Indonesian Institute of Journalism (IIJ), Astra Indonesia dan UMN memang berkolaborasi agar memperkenalkan lebih dalam mengenai multimedia reporting. Saat ini multimedia tidak hanya tentang transisi ke media digital saja, namun banyak hal yang perlu diketahui lebih dalam.
“Menurut saya ini menjadi salah satu cara agar jurnalis lebih dikenal di masyarakat. Kami ingin mencari cara-cara baru dan hal itu menjadi semangat kami, bagaimana jurnalis menjadi kekuatan dan profesi para pemilik narasi. Kami melihat multimedia reporting sebagai pendekatan yang baik dan lebih cocok untuk masyarakat”, tutur Umar Idris selaku Direktur Utama IIJ.
Andrey Andoko selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi dan Keuangan UMN, juga mengungkapkan kekhawatirannya tentang disinformasi yang sangat banyak saat ini. Andrey mengungkapkan banyak sekali media dan sumber informasi yang sumbernya tidak kredibel saat ini dan hal ini menjadi kekhawatiran Andrey jika masyarakat secara terus menerus mengkonsumsi disinformasi yang ada.
“Saat ini masyarakat lebih banyak mendapat informasi dari media sosial, dan jadi media yang paling besar untuk sumber informasi. Informasi yang tidak kredibel jika secara terus-menerus disembur bisa membuat orang percaya, dan tersebarnya disinformasi bisa membuat konflik, perbedaan dan masih banyak lagi. Tugas kita tentu tidak ringan dan perlu bisa survive di era saat ini”, tutur Andrey.
Memulai diskusi ini Abraham Laban Laisila selaku Head of Newsroom & Narasi Academy menjelaskan tentang Multimedia Journalism, bagaimana seorang jurnalistik tidak hanya membuat konten yang menarik tapi harus memiliki sense of journalism.
“Multimedia journalism menurut saya bukan untuk diajarkan saja dan satu semester sudah cukup. Sisanya kalian perlu belajar langsung turun ke lapangan dan bercerita untuk kalian sampaikan ke publik, sebelum praktek kita juga harus paham bukan hanya menulis, foto dan video. Setiap elemen memiliki kekuatan masing-masing”, tutur Abraham.
Rony Siahaan selaku Dosen Jurnalistik UMN, melanjutkan dalam diskusi juga membahas mengenai pembuatan konten di media sosial, Roni mengatakan bahwa sekarang Gen Z dan Milenial lebih menyukai konten yang menghibur.
“Saya yakin kalian semua disini membuat konten, bisa konten random, konten tentang diri sendiri. Tapi satu hal yang kalian perlu perhatikan konten dan privasi itu berbeda dan berbeda dengan personal branding. Perhatikan juga dengan reputasi yang membutuhkan waktu untuk membangunnya”, tutur Rony.
Roni berpesan agar mahasiswa semakin bijak dalam membuat konten, dan menyarankan agar mahasiswa membuat konten yang sehat dan bermanfaat. Hal terpenting menurut Roni adalah pembuatan konten yang sehat pasti bermartabat.
Diskusi ini dilanjutkan oleh Arbi Sumandoyo selaku Investigasi dan Indepth Producer Narasi TV membahas tentang ketertarikannya dengan isu sosial dan lingkungan.
“Untuk mengetahui dan menganalisis permasalahan sosial yang ada saya selalu menggunakan metode design thinking. Saya akan coba mengakomodir permasalahan sosial dan lingkungan lalu saya satukan, banyak isu yang saya lihat selalu tidak jauh-jauh dari permasalahan ekonomi”, tutur Arbi.
Menurut Arbi metode design thinking cukup efektif untuk mengetahui dan menganalisis permasalahan yang ada, salah satunya bagi Arbi adalah permasalahan kemasan plastik yang banyak digunakan oleh industri makanan dan minuman.
Diskusi ini ditutup oleh Muhammad Irham selaku Jurnalis Multimedia, sesi ini Ilham membandingkan jurnalisme dulu dan jurnalisme sekarang. Ilham merasa saat Ia menjadi jurnalisme dulu lebih banyak tantangan, baik dari foto maupun penulisannya.
“Kalau saya perhatikan jurnalisme sekarang judul dan isi itu kadang berbeda. Sekarang yang dicari itu klik karena semua data bisa disimpan baik dari pembaca, berapa lama berita dibaca, dan bisa mengukur emosi. Menurut saya hal ini yang membuat masyarakat turun kepercayaannya ke media massa”, tutup Irham.
Irham menyampaikan pesan pada mahasiswa untuk terus menyampaikan fakta yang ada dan bukan gosip saja, karena gosip adalah fakta yang tertunda.
By Rachel Tiffany Tanukusuma | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id