Data Scientist, Profesi Primadona yang Banyak Dilirik di Era Digital
June 25, 2021Mahasiswa DKV UMN Juara Satu Duta Bahasa Provinsi Banten
June 25, 2021TANGERANG – Mencari pekerjaan tidak hanya asal mengirimkan Curriculum Vitae (CV), tetapi juga perlu didesain sehingga menarik Human Resources Development (HRD). Setelah mengirim CV, tahap berikutnya adalah mempersiapkan diri untuk tahap interview. Merespon hal ini, Keluarga Alumni (Kami) Universitas Multimedia Nusantara (UMN) mengadakan webinar bedah CV dan interview dengan topik “Create Your Impressive CV & Interview” pada Rabu (23/6/2021) dan Kamis (24/6/2021). Pemaparan topik ini disampaikan oleh Certified Professional Resume Writer Manager of External Student Affairs, Elfira Fitri Wahyono, M.Si., CPRW. sebagai pembicara.
CV menjadi salah satu hal yang berpengaruh untuk melamar pekerjaan maupun magang. CV adalah berkas pertama yang akan dilihat oleh HRD untuk menentukan seseorang layak untuk dipanggil ke tahap selanjutnya atau tidak.
“Tidak ada hukum benar atau salah ketika membuat CV, tetapi bagaimana membuatnya lebih powerful agar bisa menarik perhatian dari user atau HR nantinya,” ungkap Elfira.
Tidak bisa membuat CV sekedar berdasarkan keinginan kita lalu dikirimkan ke perusahaan tersebut. Mencari tahu terlebih dahulu informasi lowongan pekerjaan menjadi kunci pertama dalam membuat sebuah CV. Setelah itu, menyusun sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang tentunya kita miliki kemampuannya.
“Selain mempersiapkan CV yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, kita juga perlu membuatnya menjadi lebih efektif karena HRD hanya membutuhkan waktu 6 sampai 10 detik untuk membaca sebuah CV. Oleh karena itu, kita juga perlu membuat CV yang bisa di review dengan cepat,” lanjutnya.
Also read KAMI UMN: How to Ace Your Job Interview
Sesi kedua, membahas mengenai pentingnya persiapan untuk interview atau wawancara, karena tahap ini adalah seleksi penilaian oleh perusahaan terhadap diri kita. Interview adalah satu-satunya kesempatan untuk menunjukkan kemampuan pribadi yang dimiliki.
Elfira menjelaskan, bahwa interview itu seperti mencari jodoh atau pasangan, kalau memang tidak cocok berarti belum berjodoh. Jadi ketika kalian menjalani proses rekrutmen kemudian mendapatkan penolakan setelah sekian kali interview, jadikan penolakan itu sebagai sarana untuk belajar memperbaiki performa diri.
“Karena setiap perusahaan punya culture dan prinsipnya sendiri, tentunya mereka mencari orang yang tepat untuk bekerja bersama mereka. Mungkin bukan kemampuan kalian atau hal lain, tpi mungkin ada hal yang mereka nggak dapet dari kalian. Jadi jangan berkecil hati,” tutup Elfira.
By Annisa Maulida | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan | International Program, di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id