UMN dan UiTM Malaysia Adakan Kolaborasi Penelitian
April 28, 2021Webinar HIMARS UMN: Use of Detail to Create the Story of Your Concept in Architecture
May 3, 2021TANGERANG – Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (FIKOM UMN) menyelenggarakan webinar bertajuk “Google Ads & Social Media Marketing Ads” di Zoom, Rabu (28/04/21). Webinar ini dipandu oleh Dosen Digital Strategic Communication UMN, Iqbal Arrunuri. Sementara itu, narasumber dalam webinar ini adalah Dosen Digital Strategic Communication UMN, Rhein Mahatma.
Saat pandemi Covid-19 ini, Iqbal Arrunuri mengatakan terjadi peningkatan terkait penggunaan media digital untuk kegiatan promosi. Melalui pemanfaatan media digital ini, ia mengungkapkan keuntungannya dapat berupa jangkauan audiens yang lebih spesifik pada waktu yang tepat.
“Nah, permasalahannya adalah tidak semua orang sekarang bisa ataupun memahami sebenarnya step-step apa aja sih yang ada dalam penggunaan Google Ads maupun Sosial Media Ads, seperti Instagram ataupun Facebook, ya, social media-nya,” ujar Iqbal yang juga berkecimpung sebagai praktisi Digital Marketing, Product Manager & Employer Branding.
Dalam kesempatan itu, Rhein Mahatma pun memberikan praktik dasar untuk penggunaan Google Ads dan Social Media Marketing Ads. Terkait Google Ads, Rhein memfokuskan untuk penggunaan search ads. Search ads di Google adalah iklan yang muncul saat pengguna mencari kata kunci tertentu di Google. Dalam webinar ini, ia pun menunjukkan langkah-langkah membuat search ads, mulai dari membuat campaign, menulis keywords, memasukkan teks iklan (create ads), hingga menganalisis kata kunci yang dicari orang.
Also read Dosen FIKOM UMN Kembali Raih Prestasi di IMRAS 2016
“Itu adalah jenis iklan yang terbaik dalam hal konversi ke sales. Kenapa begitu? Karena sudah memfilter orang yang mencari dulu. Orang yang mencari dulu itu, artinya niatnya sudah ada dan kemungkinan dia sudah ada dana di dompet sehingga mereka melakukan pencarian. Nah, itulah yang membedakan dengan iklan lain, misalnya Instagram Ads. Ya, itu muncul di depan orang yang tidak sedang mencari barang sehingga konversinya kalau di Instagram Ads itu, kalau yang tidak pakai influencer itu pada umumnya lebih buruk dibandingkan Google Ads,” papar Rhein yang juga merupakan praktisi Digital Marketing, Blockchain & Cryptocurrency.
Selain itu, Rhein juga menunjukkan cara penggunaan Social Media Marketing Ads yang difokuskan untuk iklan di Facebook dan Instagram. Adapun ia mengatakan bahwa iklan di Facebook dan Instagram ini sangat berguna untuk meningkatkan kesadaran audiens terkait suatu produk (awareness). Hal ini berbeda dari penggunaan Google Ads yang arah tujuannya sudah cenderung ke penjualan.
Meskipun demikian, Rhein juga membagikan tips untuk meningkatkan penjualan melalui iklan di Facebook dan Instagram. Ia menyarankan untuk harga produknya di bawah Rp200 ribu dan bersifat impulsif.
“Karena produk impulsif itu ada kemungkinan orang yang enggak butuh tiba-tiba pengen beli. ‘Ih ini lucu produknya’. Karakter lain dari produk impulsif itu mungkin tren atau mungkin produk yang baru pertama kali dilihat orang. Mungkin produk yang baru dan lucu,” jelas Rhein.
Untuk penjelasan materi dan praktik penggunaan Google Ads dan Social Media Marketing Ads yang lebih lengkap, silakan klik di sini ya! (MC/RK)
*by Melinda Chang – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan | International Program, di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id