Jalin Kerja Sama, UMN dan Lembaga Sensor Film RI Kobarkan Budaya Sensor Mandiri dan Merdeka Belajar
June 9, 2021Assuring Education Quality, Faculty of Business of UMN Taking Internasional FIBAA Accreditation
June 10, 2021TANGERANG – Konsorsium Publikasi Ilmiah Bidang Ilmu Bisnis (KPIBIB) LLDIKTI Wilayah III menyelenggarakan Seminar Nasional. Seminar ini dilakukan untuk membantu pemerintah menemukan solusi krisis pandemi melalui bidang penelitian dengan mengangkat tajuk “Menata Ulang Strategi Bisnis Pada Era Pasca Pandemi COVID-19: Peran Penelitian Bisnis Dalam Mengidentifikasi Peluang Dan Mengantisipasi Risiko”.
Acara ini mengundang perwakilan dari berbagai perguruan tinggi, salah satunya adalah Rektor Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Dr. Ninok Leksono, M.A. Pada kesempatan ini, Ninok membagikan materi tentang peran technopreneur di masa pandemi. Acara ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom dan ditayangkan di channel youtube Universitas Gunadarma TV, Rabu (9/6/21).
Secara global, lebih dari 15% usia produktif kehilangan pekerjaannya ketika pandemi. Di Indonesia dalam satu tahun masa pandemi ini jumlah pengangguran meningkat hampir 10 juta jiwa. Banyaknya negara yang membuat keputusan lockdown memacu perubahan yang cepat dan berpengaruh pada ekonomi global, baik pada teknologi, keuangan, dan perdagangan. Krisis ini membuat kepanikan dan rapuhnya rantai pasokan global, namun pandemi bisa memberikan peluang untuk membangun kembali hubungan antara pemerintah dengan masyarakat untuk membangun ekonomi negara.
Ninok mengungkapkan, bahwa di masa pandemi ini sejumlah bisnis mengalami penurunan omzet, tapi sejumlah bisnis juga mengalami peningkatan omzet, seperti industri farmasi, alat kesehatan, alat komunikasi, kuliner, dan jasa pengiriman. Indonesia menghasilkan sekitar 1.000 inovasi selama pandemi, tetapi tidak cukup hanya “to build” tapi juga “to sell”. Oleh sebab itu butuh kesiagaan agar technopreneur tumbuh, dibutuhkan cinta dan adanya budaya ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Technopreneurship itu sendiri merupakan komodifikasi dari istilah yang lebih umum yaitu entrepreneur atau kewirausahaan dengan memanfaatkan teknologi khususnya teknologi komunikasi dan informasi. Technopreneur menekankan pentingnya teknologi, misalnya dari banyaknya inovasi yang muncul di era pandemi itu GeNose yang ditemukan tim Universitas Gajah Mada yang bisa dikatakan paling luas pemakaiannya dan inovasi tersebut merupakan teknologi yang berpotensi untuk dikomersialkan,” ungkap Ninok.
Selain itu, Ninok juga memaparkan bahwa generasi muda bisa menggeluti rekayasa teknik untuk dijadikan inovasi bagi technopreneur. Sebab, inovasi memerlukan technopreneur untuk menumbuhkan ekonomi. Inovasi di dunia pendidikan sekarang adalah Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), untuk mendekatkan kampus dengan industri. MBKM menjadi bentuk kesiagaan yang diperlukan untuk menghadapi kejutan seperti pandemi.
“Dengan kita memiliki visi tentang riset yang relevan dengan kebutuhan yang diantisipasi, pandemi ini bisa menjadi pembelajaran. Karena relasi manusia dengan virus merupakan dialektika yang abadi, riset sekarang harus difokuskan pada teknologi revolusi industri 4.0 dan society 5.0 untuk mengantisipasi wabah dengan pintar,” tutup Ninok.
*by Annisa Maulida | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan | International Program, di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id