Prodi Manajemen UMN Resmi Memiliki Program Sertifikasi Profesi Pasar Modal
September 12, 2017Ragam Seni Tari Indonesia Meriahkan Panggung Arsawati 2017
September 18, 2017Penulis buku ‘The Book of Forbidden Feelings’ dan ‘The Book of Invisible Question’ Lala Bohang hadir di Universitas Multimedia Nusantara, Rabu (13/9) untuk sharing kepada para mahasiswa. Penulis sekaligus ilustrator asal Makassar tersebut membeberkan apa yang menjadi inspirasi dari isi bukunya.
Buku pertamanya yang diterbitkan, The Book of Forbidden Feelings, dilatarbelakangi oleh pandangan Lala terhadap kehidupan anak jaman sekarang akibat sosial media. Sosmed dianggap mampu menyetir hidup seseorang dan menjadi sebuah ajang perlombaan untuk memperlihatkan hal-hal tentang diri mereka. Dan kebanyakkan, yang diperlihatkan adalah segala sesuatu yang bahagia, sedangkan perasaan-perasaan seperti ragu, malu, atau takut seakan-akan dibungkam. Maka dari itu, buku ini mencoba melempar topik mengenai feelings yang tidak mampu diutarakan ke publik.
Sedangkan buku kedua yang baru saja diterbitkan tahun ini, The Book of Invisible Question, mengenai pertanyaan-pertanyaan yang terus muncul dalam diri tetapi tidak dilontarkan, baik terlalu blak-blakkan atau karena sulit untuk dijawab. Pada akhirnya, Lala sendiri yang menjawab pertanyaan tersebut dengan menggabungkan dengan pengalamannya dan sedikit twist, sehingga tidak pure merupakan curhatan Lala. Buku ini juga menjadi spesial karena dirilis pertama kali di kota kelahirannya, Makassar
Selain kedua buku itu, Lala juga sebenarnya memiliki buku lainnya yang tidak diterbitkan yakni The Book of Question. Asal-muasal buku tersebut yakni di tahun 2014, Lala mengadakan instalasi buku tersebut di galeri nasional. Buku tersebut isinya hanyalah berbagai pertanyaan. Pertanyaan tersebut juga sempat dilontarkan kepada audience di Lecture Hall UMN.
Sebelum menulis buku, Lala aktif sebagai ilustrator dan visual artist. Awalnya hanya pameran, ranah digital dan galeri sebagai medium untuk unjuk gigi atas karya-karyanya. Akan tetapi, medium tersebut memiliki keterbatasan waktu dan akses sedangkan Ia berharap karyanya dapat dinikmati dalam waktu yang lama, tak terbatas ruang dan waktu serta dapat dinikmati semua orang. Maka dari itu, Ia ‘melirik’ buku sebagai medium lain untuk berkarya.
Di akhir sesi, banyak pelajaran yang dapat diambil oleh audience. “Menurut saya, tidak semua hal perlu dirumitkan. Kadang jawaban dari suatu pertanyaan itu as simple as that. Kemudian, selama kalian masih di kampus, lakukanlah pencarian diri, eksplorasi dan mencoba ini itu semaksimal mungkin. Karena ketika sudah lulus, sudah tidak banyak waktu untuk lakukan itu,” tuturnya.
Kemudian, Ia juga memberikan tips untuk menulis. “Saya selalu ‘menyiksa’ diri untuk menulis. Maksudnya memberikan deadline pada diri sendiri, misalnya berkaitan dengan jadwal penerbitan. Kalau kita tidak set deadline maka akan kebawa mood untuk enggak mengerjakan,” katanya.
Lala membocorkan bahwa masih akan ada satu buku lagi yang menjadi penutup dari Trilogi buku The Book of. Jadi, nantikan ya seri terakhirnya! (*)
by: Debora Thea – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id