UMN dan Danamon Mengadakan Lomba Peneliti Belia Nasional 2024: Mendorong Pentingnya Penelitian bagi Kemajuan Indonesia
Desember 10, 2024Penutupan Wirausaha Merdeka 2024
Desember 11, 2024Jakarta – Universitas Multimedia Nusantara (UMN) berkesempatan mengadakan pelatihan kesiapsiagaan bencana bersama masyarakat disabilitas pada Senin (18/11/2024). Kegiatan ini diikuti oleh 25 siswa dan siswi penyandang autisme di SLB Prananda Bandung, dan bekerja sama dengan sejumlah dosen dari UMN.
Beberapa perwakilan UMN yang turut ikut serta dalam kegiatan ini yakni Dian Nuranindya, Charlie Tjokrodinata, Cendera Rizky Anugrah Bangun, Helga Liliani Cakra Dewi, dan Riatun.
Ketika membahas soal latar belakang kegiatan, Dian selaku salah satu perwakilan UMN mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya UMN untuk meningkatkan kesadaran kelompok disabilitas terkait kesiapsiagaan bencana.
“Kami menyadari bahwa masih kurangnya pengetahuan masyarakat, terutama bagi penyandang disabilitas, mengenai kesiapsiagaan bencana. Kebanyakan sosialisasi mitigasi bencana diperuntukan untuk masyarakat umum, sementara ada kelompok-kelompok rentan, salah satunya teman-teman disabilitas, yang juga harus diberikan sosialisasi yang fokus dan tepat sesuai kebutuhan mereka sehingga dapat meminimalisir resiko bencana,” tutur Dian kepada UMN News Service.
Upaya UMN Ajarkan Kesiapsiagaan Bencana Bersama Kelompok Disabilitas
Dalam kegiatan ini, perwakilan dari UMN berkesempatan mengajarkan soal langkah sederhana yang bisa dilakukan oleh kelompok disabilitas ketika terjadi bencana gempa bumi, seperti mengikuti arahan guru, melindungi kepala, hingga mencari tempat yang aman. Namun, berkomunikasi dengan pengidap autisme tak semata-mata bisa dilakukan seperti berkomunikasi kepada orang awam, dan maka dari itu membutuhkan metode komunikasi yang tepat dan sesuai.
”Untuk disabilitas autisme memang dibutuhkan metode komunikasi yang bersifat audio visual agar lebih mudah dipahami. Hal ini dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan masing-masing tingkatan pemahaman mereka. Ada yang lebih mudah paham dengan media gambar, ada yang lebih mudah dengan media suara,” ujar Dian lagi.
Tak hanya itu, Dian bercerita kalau pihak UMN perlu menggunakan visual menarik dan memilih figur yang dekat dengan keseharian para penyandang disabilitas agar mereka bisa lebih mudah memahami materi yang disampaikan.
“Maka dari itu kami gunakan figur guru seperti yang mereka temui di sekolah. Bahasa yang digunakan juga harus sederhana dengan pemilihan kata yang mudah dipahami. Untuk audio, kami menciptakan jingle khusus agar mudah diingat dengan durasi yang cukup singkat,” katanya.
Selain itu, murid penyandang autisme juga perlu diberikan informasi dengan cara diulang agar mereka hafal dan paham dengan apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.
Lewat kegiatan ini, Dian berharap kalau teman-teman penyandang disabilitas bisa mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan pemahaman, khususnya terkait mitigasi bencana gempa bumi.
“Sehingga dapat mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk meminimalisir resiko yang terjadi akibat bencana,” tutur Dian.
Putu Wiena | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id