Pameran Foto Virtual Mahasiswa Jurnalistik Kelas N UMN
Januari 7, 2021Mahasiswa UMN Memenangkan Putri Pariwisata Jambi
Januari 7, 2021Universitas Multimedia Nusantara – Dua tim peserta kompetisi Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) dari Mahasiswa Jurnalistik Universitas Multimedia telah meraih Juara posisi kedua dan ketiga dalam kategori Mahasiswa Lomba Periksa Fakta dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Mafindo yang didukung oleh Google, Bawaslu RI, dan Kemenkominfo RI.
Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) mengadakan lomba yang bertajuk “Indonesia Periksa Fakta” yang dapat diikuti untuk kalangan mahasiswa dan jurnalis muda. Lomba ini dibagi menjadi dua babak, babak penyisihan dan babak grand final. Babak Penyisihan yang diadakan pada 20 November, 24 November, dan 27 November. Lomba diadakan secara tatap muka daring melalui Zoom meeting.
Ketua program lomba Indonesia Periksa Fakta, Dedy Helsyanto mengatakan, lomba ini bertujuan dapat membantu masyarakat dari berbagai lapisan untuk mempunyai kemampuan memeriksa fakta serta juga menyebarkan artikel periksa faktanya kepada banyak pihak melalui berbagai media. Ditambah lagi juga menentang sebaran hoax dan meningkatkan kemampuan literasi digital untuk mereka yang terpenetrasi internet dan pengguna media sosial.
“Periksa fakta adalah bagian penting dari literasi digital,” ujar Dedy menambahkan.
Babak grand final Lomba Periksa Fakta ini diikuti oleh sekitar 18 finalis dari kategori mahasiswa dan Jurnalis muda. Di dalam lomba, peserta diberikan soal mengenai kabar bohong yang berisi beredar di media online maupun di jejaring sosial dalam berbagai kombinasi dari elemen tulisan, foto, grafis, dan video.
Laurensius Thomas, salah satu mahasiswa Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara yang turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut menyampaikan dalam proses pengecekan fakta mulai dari konten-konten tersebut kami cek kebenarannya, narasinya, videonya, dan juga fotonya.
Baca juga Pameran Foto Virtual Mahasiswa Jurnalistik Kelas N UMN
“Pada saat itu, kami berkelompok, ber-empat, jadi kami membagi tugas sesuai dengan bagian kami masing-masing. Kami mengecek faktanya sesuai dengan fakta-fakta, bukti yang kami temukan melalui media atau melalui Youtube, atau melalui google maps. Setelah itu kami susun menjadi narasi tentang pengecekan fakta tersebut kami susun sesuai dengan format pengecekan yang dilakukan oleh Mafindo ada awalan, ada narasi, ada kesimpulan, ada jenis misinformasi dan disinformasi. Jadi kami bentuk narasinya itu kemudian menentukan mana tujuh misinformasi dan disinformasinya. Kami beri judul, kami beri sumber-sumber pengecekan fakta kami diibawah, dan lain-lainnya. Kemudian dikumpulkan melalui link di google form.” ujarnya menambahkan.
Dari antara 9 tim mahasiswa, terdapat 3 tim dari kampus Universitas Multimedia Nusantara yang berhasil masuk ke babak grand final, yaitu tim dengan koordinator Laurensius Thomas, tim dengan koordinator Evelyn Aorelia dan tim dengan koordinator Yuliana Hema. Grand final ini diadakan pada Kamis, 3 Desember 2020, yang disiarkan secara Live melalui kanal resmi MAFINDO di platform Youtube. Pengumuman pemenang juara perlombaan pengecekan fakta dalam tahap babak grand final diumumkan pada sesi akhir acara, baik kategori mahasiswa maupun jurnalis muda. Dalam kategori mahasiswa, tim Marcellodiansyah dari Universitas Pendidikan Indonesia meraih juara pertama. Diikuti oleh tim dari Universitas Multimedia Nusantara dengan koordinator Laurensius Thomas sebagai juara kedua, dan tim dari Universitas Multimedia Nusantara dengan koordinator Evelyn Aorelia sebagai juara ketiga.
Kegiatan ini menjadi pengalaman yang berharga bagi Laurencius Thomas dan timnya yang selama ini bertugas sebagai tim fact checker.
“Kami sangat berterima kasih kepada pihak Mafindo, karena lomba ini benar-benar mengajarkan kami tentang pengecekan fakta dan pentingnya menjunjung kebenaran bukan hanya dalam segi lomba atau berhenti di lomba saja tapi juga di kehidupan kita sehari-hari. Entah itu di dunia digital maupun dunia nyata. Kita harus menegakkan kebenaran dan juga (kita) sebagai jurnalis harus menjadi agen kejujuran.”
Ia juga mengimbau masyarakat dan pengguna media sosial untuk bersikap kritis dan skeptis dalam menerima informasi baik itu di media daring maupun sosial media yang beredar karena tren di Indonesia.
“Harapannya bagi masyarakat-masyarakat Indonesia juga dengan melihat lomba ini terinspirasi bahwa saat menerima informasi itu kita harus kritis dan harus skeptis, bahwa tidak semuanya itu benar dan juga jadi mengharapkan mindet untuk selalu mengecek kebenaran dalam kehidupan kita sehari-hari terutama untuk informasi dalam bentuk daring.”
by Farah Meilinda Putri – Layanan Berita Universitas Multimedia Nusantara
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id