Mencari Ilmu di Negeri Sakura
Agustus 6, 2015NimoArt dan Enreads Dapatkan Dana Hibah dari Kopertis 3
Agustus 20, 2015Saat ini, kita sudah berada di penghujung tahun untuk menyambut datangnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Nantinya, tenaga kerja Indonesia harus bisa bersaing dengan tenaga kerja asing dari negara ASEAN lainnya. Namun, patut diakui ada beberapa modal yang masih belum dimiliki oleh kebanyakan pekerja Indonesia. Salah satunya adalah sertifikasi.
Ratna Cahaya, Koordinator Peminatan Desain Grafis UMN mengungkapkan sertifikasi semacam ini penting keberadaannya untuk mempersenjatai tenaga kerja Indonesia agar tidak kalah dengan mereka yang berasal dari negara luar. Hanya saja, keberadaan lembaga-lembaga sertifikasi resmi, terutama di bidang desain grafis, masih belum ada. Hal ini disebabkan karena minimnya asesor yang bisa menguji kompetensi desain grafis tersebut.
Melihat masalah ini, Ratna pun terpanggil untuk memberikan jawaban. Saat IDEA, sebuah asosiasi professional profesi desain grafis Indonesia membuka pelatihan untuk menjadi asesor uji kompetensi desain grafis, maka Ratna pun mengajukan diri untuk mengikutinya. Akhirnya, Ratna berhasil lulus dan menjadi satu dari sepuluh asesor uji kompetensi profesi desain grafis pertama di Indonesia.
Saat ini, Ratna dan kawan-kawan sedang berdiskusi untuk membentuk sebuah Lembaga Sertifikasi Kompetesi (LSK). Diharapkan nantinya dengan keberadaan LSK-LSK di Indonesia, para desainer grafis dapat mendapat sertifikat yang kemudian akan menjadi modal mereka untuk bersaing dengan desainer grafis dari negara ASEAN lain. (*)
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Teknik Informatika | Sistem Informasi | Sistem Komputer | Akuntansi | Manajemen | Ilmu Komunikasi | Desain Komunikasi Visual, di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id