Mahasiswa UMN Wakili Indonesia Untuk SEA Games dan WESG 2019
Oktober 14, 2019Exporin Terpilih Sebagai 12 Besar Finalis Export Startup Competition dari Kementerian Perdagangan
Oktober 16, 2019TANGERANG – Dalam membangun suatu sistem, fitur atau memperbaiki bug dari suatu aplikasi, pada dasarnya melibatkan 2 tim, yaitu tim developer (programmer) yang melakukan coding dan tim operation (sysadmin) yang mengurus bagaimana hasil dari coding tersebut dapat terpasang di server dan dapat tampil di sisi pengguna dengan baik. Terkadang dibutuhkan 1 tim lagi, yaitu Quality Assurance yang melakukan pengecekan apakah fitur yang sudah di-upload di server tersebut sesuai kriteria atau tidak.
Misalnya, terjadi pembaharuan coding atau upload code, maka diperlukan waktu yang panjang, tidak efektif dan terjadi birokrasi, serta bottleneck/delay pekerjaan dimana-mana. Proses pengembalian code ke kondisi sebelumnya (rollback) akan membutuhkan proses yang panjang karena di sisi server dibutuhkan beberapa langkah untuk sampai pada tahap rollback. Hal ini disebabkan karena sistem pengembangan berbentuk Waterfall sehingga setiap langkah kerja dikerjakan satu persatu.
Solusi yang diberikan pada masalah ini adalah meleburkan tim development dan tim operation, sehingga terbentuk suatu kultur sistem yang iteratif, kolaboratif, kontinyu, sistematis, dan ter-otomatisasi. Kultur sistem baru ini membuat jabatan tim Operation sebagai seorang Sysadmin/IT Operation sudah tidak relevan lagi. Akhirnya muncul jabatan baru yang bernama DevOps Engineer.
Apa Itu DevOps Engineer?
Secara garis besar, DevOps Engineer adalah bagaimana caranya membangun sistem infrastruktur yang terotomatisasi, terintegrasi dan fleksibel agar Developer dapat meluncurkan coding mereka secepat dan seefisien mungkin.
Dalam kesehariannya, tugas DevOps Engineer ini adalah sebagai berikut :
- Membangun sistem Containerisasi atau Virtualisasi,
- Membangun sistem infrastruktur yang terotomatisasi dan terintegrasi,
- Membangun sistem monitoring yang efektif.
Yang membedakan dengan sistem sebelumnya hanyalah mindset!! Mindset jika anda hendak menjadi seorang DevOps Engineer adalah bagaimana caranya seluruh kegiatan System Administrator ini menjadi terotomatisasi dan terintegrasi untuk menunjang tim Developer.
Kuncinya adalah menggabungkan ilmu Sysadmin dengan tools otomatisasi, integrasi, serta ilmu coding serta scripting. Tools yang digunakan bisa banyak sekali, mulai dari Git, Jenkins, Ansible, Puppet, Kubernetes, Docker, AWS dan masih banyak lagi. Disinilah letak seninya, yaitu bagaimana seorang DevOps Engineer dapat memanfaatkan tools tersebut untuk mencapai tujuan besar dari DevOps itu sendiri.
Bagaimana bisa menjadi seorang DevOps Engineer?
Menjadi seorang DevOps yang diandalkan memang tidak mudah. Namun, DevOps merupakan salah satu pekerjaan yang paling dicari belakangan ini, karena diiming-imingi oleh pendapatan yang menggiurkan. Kaum millennial pun ‘berburu’ untuk bisa mendapati salah satu ‘sexiest job in the world’ selain menjadi data scientist, data engineer atau data analyst.
Untuk menjadi seorang DevOps Engineer harus menempuh jalur perkuliahan dengan jurusan Informatika agar dapat menguasai 8 hard skills dan soft skills yang dibutuhkan. Kamu bisa kuliah di program studi (prodi) Informatika Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang berfokus pada Aplikasi Cerdas dan Aman (Intelligent and Secure Application). Dilengkapi dengan materi pengayaan, program kerja magang, sertifikasi profesi berstandar Internasional, dan program riset teknologi yang didukung dengan laboratorium riset terkini, membuat lulusan UMN up-to-date dengan perkembangan zaman.
Masih terbuka kesempatan untuk kamu kuliah di UMN TA 2020/2021 lho! Informasi dan pendaftaran hubungi 021-54220808 atau klik https://www.umn.ac.id/pendaftaran/. (MVO/CRA)
*by Marlinda Vasty Overbeek – Informatics Dept.
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id