UMN Jalin Kerjasama Dengan PT Parador Management International
Mei 9, 2019UMN Digandeng Kemendag Tingkatkan Nilai Tambah Produk Ekspor Indonesia
Mei 10, 2019TANGERANG – CommPRESS mengadakan seminar “Jurnalisme Damai: Peliputan Bencana, Konflik, dan Keberagaman” di Lecture Theatre UMN pada Rabu (8/5). Pada seminar ini, Compress mengundang empat pembicara yang dimoderatori oleh Veronika Kaban, dosen Jurnalistik UMN.
Empat pembicara yang hadir dalam seminar CommPress ini adalah Alby Pratama, Koresponden CNN Indonesia; Nani Afrida, Anggota Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI); Adek Berry, Jurnalis Foto Agence France-Presse (AFP) Biro Jakarta dan Timothy Marbun, News Presenter Kompas TV.
Seminar CommPRESS ini juga dihadiri oleh Ir. Andrey Andoko, M.Sc., selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan yang juga merupakan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi UMN dan dosen program studi (prodi) Jurnalistik UMN.
Seminar ini diselenggarakan untuk memberi pengetahuan dan wawasan kepada jurnalis muda mengenai situasi yang sering dihadapi oleh jurnalis salah satunya melalui tema jurnalisme damai.
Narasumber pertama, Alby Pratama mengungkapkan mengenai jurnalisme damai, “Jurnalisme yang memiliki prinsip untuk memberikan dampak yang positif bagi masyarakat,” terang Aldy.
Menurutnya untuk prinsip tersebut dapat terjadi apabila adanya tiga prinsip dasar dalam peliputan berita yaitu akurat, berimbang dan berdampak. Selain itu, Alby berpesan kepada peserta seminar agar ketika meliput di daerah bencana maupun konflik, seorang jurnalis tidak ikut panic dan harus aware dengan lingkungan di sekitar.
Nani Afrida yang menjadi pembicara kedua mengatakan bahwa ketika meliput dalam daerah bencana dan konflik yang memiliki keberagaman seorang jurnalis harus belajar untuk berempati. Lebih lanjut Nani mengungkapkan jurnalis dapat melakukan manajemen konflik ketika meliput di daerah konflik.
“Tugas kita (sebagai jurnalis) menulis dengan baik sehingga minimal konflik tersebut menjadi lebih besar atau menghindari korban yang jatuh,” ungkap Nanik.
Pembicara ketiga dalam seminar, Adek Berry memberikan tips manajemen konflik bagi peserta seminar ketika nantinya menjadi seorang jurnalis di daerah bencana dan konflik.
Menurutnya sebelum meliput di daerah bencana maupun konflik, seorang jurnalis perlu melakukan riset kondisi lapangan terlebih dahulu.
“Sebelum berangkat (meliput) itu harus sudah baca lebih banyak dan riset, sampai di sana (lapangan) kita sudah tinggal menyesuaikan,” kata Adek.
Dalam kesempatan yang sama, Adek mengungkapkan seorang jurnalis harus siap secara psikologi ketika terjadi krisis di lapangan.
“Kita harus menyiapkan diri secara psikologi, kita harus siap. Jadi harus tenang, jangan gampang terpancing,” ungkap Adek.
Narasumber keempat, Timothy Marbun dalam jurnalisme damai seorang jurnalis perlu meyakini adanya jalan tanpa kekerasan.
“Bagi semua yang mau menekankan peace journalism harus meyakini memang ada kok jalan tanpa kekerasan tersebut.,” jelas Timothy.
Timothy juga mengungkapkan ketika ingin mempraktikkan jurnalisme damai, seluruh redaksi harus terlibat.
Seminar ini menjadi salah satu rangkaian acara CommPRESS. CommPRESS sendiri merupakan rangkaian acara tahunan Prodi Jurnalistik UMN di bawah naungan I’MKOM. Tahun ini menjadi tahun ke delapan diadakannnya CommPRESS. Rangkaian acara CommPRESS tahun ini terdiri dari workshop, pameran karya, seminar, dan kompetisi yang berlangsung dari 6-10 Mei 2019.
*by Reviana Kristin – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id