COMMPRESS 2016 untuk Kebebasan Jurnalistik Indonesia
Mei 2, 2016Ketika Lulusan SMA Turun ke Jalan Bergabung dengan Perayaan “May Day”
Mei 2, 2016Kebebasan jurnalistik di Indonesia dinilai masih setengah bebas. Untuk itu, para calon jurnalis muda diharapkan membawa perubahan dan meningkatkan kebebasan jurnalistik di Indonesia dengan menanamkan jiwa sebagai jurnalis yang kini masih kurang dimiliki jurnalis.
Hal inilah yang diangkat dalam penutupan rangkaian acara COMMPRESS 2016 yang mengusung tema “Freedom Journalism” yang diselenggarakan Peminatan Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Jumat (29/4) lalu.
Dalam acara ini, dosen Jurusan Jurnalistik Albertus Prestianta mengatakan bahwa kebebasan jurnalis di Indonesia harus diperjuangkan. Pasalnya, keterbukaan informasi yang kian gencar saat ini harus diimbangi dengan kebebasan jurnalis guna informasi dapat bermanfaat tanpa dicampuri urusan pribadi atau pemilik media.
“Kebebasan jurnalis merupakan pekerjaan untuk semua orang karena bagaimana keterbukaan informasi adalah hak semua orang. Apakah betul kebebasan di Indonesia masih dipertaruhkan ? silahkan perjuangkan,” tutur Albertus.
Hal senada juga diungkapkan ketua COMMPRESS 2016 Ben Latuihamallo. Ia menyatakan tema yang diusung COMMPRESS tahun ini cukup mendalam. Kesejahteraan jurnalis saat ini memperlihatkan bagaimana pentingnya kita harus memperjuangkan pers kita.
“Mari sama-sama kita perjuangkan pers kita dan tetap independen,” kata Ben.
Rangkaian acara COMMPRESS 2016 terbagi dalam beberapa acara, di antaranya seminar, pameran, lomba, dan screening film dokumenter jurnalistik. Adapun untuk acara malam penutupan, COMMPRESS memberikan apresiasi kepada karya-karya jurnalistik yang ikut dalam lomba yang diselenggarakan, di antaranya apresiasi terhadap karikatur, foto, tulisan, dan video jurnalistik.
by Christoforus Ristianto – Universitas Multimedia Nusantara News Service