Ilmu Komunikasi & Literasi Digital Gen Z
November 27, 2023Kolaborasi UMN dan Nanyang Polytechnic Pelajari Bisnis Sustainable
November 29, 2023TANGERANG – Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Mandiri di kawasan Jabodetabek akan difokuskan untuk menyelesaikan lima persoalan pokok di Jabodetabek, yakni persoalan banjir, potensi perlambatan ekonomi, kemacetan, persoalan stunting, dan kemiskinan. Rencana itu terungkap dalam nota harapan bersama (mutual expectation agreement), yang ditandatangani oleh 12 calon mitra MBKM dan 18 perwakilan Perguruan Tinggi (PT). Lalu ditutup dengan dialog multi pihak (Multi Stakeholder Dialogue – MSD) LLDikti Wilayah III di Student Lounge Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Tangerang, pada hari Rabu (22/11/2023).
Acara ini diselenggarakan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) bekerja sama dengan Kampus Merdeka Mandiri (KMM) dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III.
MSD sendiri bertujuan mempertemukan para pihak, yakni perguruan tinggi, pemerintah, sektor bisnis, dan organisasi kemasyarakatan. Sehingga mereka bisa mendiskusikan rencana kerja sama untuk menyelesaikan berbagai persoalan di lingkungannya.
Sehari sebelum MSD diselenggarakan, telah berlangsung bimbingan teknis MBKM Mandiri di tempat yang sama. Turut dihadiri oleh calon mitra, yaitu Dinas Kesehatan DKI, Yayasan KDM, Apindo Jakarta, Orbit Ventura Indonesia, Kalbe, Komatsu, GISLI, Dicoding Academy, RS FMC, Kehati, Bappeda DKI, dan DKM, yang mewakili sektor pemerintahan, pendidikan, industri, dan lembaga swadaya masyarakat.
Lalu mengenai Bimtek MBKM Mandiri, bertujuan untuk Perguruan Tinggi dan para pihak yang terkait mampu melaksanakan MBKM secara mandiri di kampus, bekerja sama dengan para mitra yang siap, dan memenuhi hak mahasiswa belajar maksimal tiga semester di luar prodinya.
Bimtek dan MSD di LLDikti III ini menjadi penutup bagi program yang diselenggarakan di 16 wilayah LLDIKTI di seluruh Indonesia.
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbud Ristek Sri Suning Kusumawardani mengatakan, bahwa Kemendikbud Ristek sangat serius menjalankan program MBKM karena program ini menjadi salah satu cara untuk mengakselerasi kualitas SDM di Indonesia.
“Bulan Agustus lalu Kemendikbud Ristek meluncurkan MBKM episode 26 yang secara spesifik lebih menyederhanakan standar pengabdian masyarakat menjadi tiga saja, yaitu standar luaran, standar proses, dan standar masukan,” kata Suning dalam acara pembukaan yang disampaikan secara daring.
Pada kesempatan yang sama Suning menyatakan bahwa sejauh ini MBKM telah berhasil mengubah cara pandang perguruan tinggi dari fokus pada kurikulum berbasis kompetensi yang kaku menjadi kurikulum berbasis capaian yang inovatif dan mampu berdikari.
Suning menyampaikan mengenai data pada tahun 2023, terdapat sekitar 290 ribu mahasiswa terlibat dalam kegiatan di luar kampus dan lebih dari seribu penelitian antar kampus.
Sementara itu Kepala LLDikti III, Toni Toharudin mengatakan, MBKM lahir di tengah periode tersulit bangsa Indonesia, yakni pandemi Covid-19. Tetapi karena tekad yang kuat dan program yang baik, maka MBKM dapat disambut baik oleh perguruan tinggi dan dijalankan dengan baik pula.
“Lebih dari 40 ribu mahasiswa di wilayah LLDikti III sudah mengambil haknya mengikuti MBKM. Selain itu, banyak kajian yang menyimpulkan bahwa lulusan yang mengikuti MBKM lebih baik dibandingkan yang tidak,” ungkap Toni.
Manajer Kampus Merdeka Mandiri (KMM) Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Niki Prastomo menyambut gembira nota harapan bersama yang ditandatangani oleh kalangan perguruan tinggi dan para calon mitranya.
“Kalangan perguruan tinggi bisa mengambil manfaat dari MoU yang sudah ditandatangani tersebut. Dengan kemitraan-kemitraan setempat seperti ini, diharapkan kedepan setiap daerah dan setiap PT akan memiliki kekhasan sekaligus kekuatannya masing-masing,” kata Niki.
Salah satu hal terpenting dalam MBKM adalah setelah mahasiswa belajar di dalam satu program studi, seorang mahasiswa berhak belajar di program studi yang berbeda di perguruan tinggi yang sama, belajar di program studi yang sama pada perguruan tinggi yang berbeda, atau belajar di luar perguruan tinggi, seperti di dalam perusahaan, organisasi sosial, atau terjun ke masyarakat.
Dalam konteks itulah perguruan tinggi memerlukan banyak mitra yang bersedia terlibat dalam dunia pendidikan. Mitra yang dimaksud antara lain perguruan tinggi lain, atau aneka organisasi, semisal organisasi atau lembaga pemerintah, BUMN, BUMD, perusahaan swasta murni, dan aneka bentuk organisasi non-pemerintah.
by LLDikti wilayah III & Annisa Maulida UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id