Tips Terlihat Fashionable di Tempat Kerja
Juli 15, 2022UMN Gelar Rapat Akademik Menyambut Semester Ganjil 2022/2023
Juli 20, 2022Dalam event DQLab yang berkolaborasi dengan BUMA,mengadakan Capstone Project DQLab x BUMA untuk para calon praktisi data. Selain melatih storytelling, calon praktisi data juga bisa belajar visualisasi data. Capstone Project ini didampingi mentor, yaitu Yunika Laurensia selaku Data Analyst di Tokopedia dan Bachtiyar Muclis Arief selaku Data Engineer di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Salah satu peserta yang berkesempatan mempresentasikan hasil kerja kerasnya adalah Fatima Tuzzahroh. Dengan pembahasan yang menarik dari dunia kesehatan, Fatima membawakan materi terkait kasus kematian bayi di Indonesia.
Membahas infografis terkait “Kematian bayi Neonatal”, yang mana kaitannya dengan banyaknya kasus kematian bayi. Masa neonatal adalah ketika bayi berumur 0-28 hari. Di masa neonatal, bayi sangat beresiko terinfeksi penyakit karena di umur itu bayi sedang beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dari data berdasarkan kementrian kesehatan, jumlah kasus kematian bayi di tahun 2019-2020 tercatat bahwa kematian terbesar terjadi pada bayi berumur 0-28 hari. Pada grafik terlihat bahwa dari 2019 ke 2020 mengalami peningkatan kasus, yang semula 20.244 menjadi 20.266 kasus.
Pemerintah memberikan pelayanan kesehatan kepada bayi-bayi yang baru lahir berupa kunjungan neonatal pertama. Pelayanan tersebut meliputi konseling, pemberian vitamin K1 dan pemberian ASI yang eksklusif Namun berdasarkan data di tahun 2020, kunjungan neonatal pertama mengalami penurunan dari 94,9 persen menjadi 82,0 persen.
Berdasarkan data yang diperoleh Fatima, kematian terbesar bayi disebabkan oleh Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Yang kedua disebabkan asfiksia adalah kondisi kekurangan oksigen dalam proses kelahirannya. Yang ketiga disebabkan oleh penyakit lainnya. Hepatitis masuk dalam penyakit lainnya, karena penyakit ini penularannya bersifat parental. Ibu hamil yang memiliki virus hepatitis B, bisa menular kepada bayinya. Artinya, kondisi ibu hamil berpengaruh terhadap kondisi bayinya juga.
Hipotesis pertama yang disampaikan Fatima adalah ibu hamil yang kekurangan energi kronik atau gizi akan beresiko terhadap kematian bayi. Sesuai dengan data yang disampaikan Fatima, korelasi antara BBLR dengan status gizi ibunya memiliki korelasi 0,91. Artinya, semakin banyak ibu yang beresiko kekurangan energi kronik maka semakin banyak pula kematian bayi yang disebabkan oleh BBLR. Pada hipotesis yang kedua, Fatima mengkorelasikan ibu hamil yang terdeteksi variatif hepatitis terhadap penyakit lainnya, didapatkan bahwa semakin banyak jumlah ibu yang terinfeksi virus hepatitis B akan menyebabkan jumlah kematian bayi neonatal.
Fatima memberikan solusi kepada pemerintah untuk memberikan bantuan berupa pemberian makanan bergizi kepada ibu hamil yang kekurangan energi kronik, serta memastikan makanan itu benar-benar bergizi. Yang kedua, pemerintah perlu mengantisipasi penyakit lainnya yang diduga berpengaruh pada kasus kematian bayi neonatal, seperti hepatitis B. Pemerintah bisa mengantisipasi dengan memberikan imunisasi kepada bayi yang baru lahir.
“Overall ini udah oke, penempatan plotnya juga mudah dimengerti. Materinya juga menarik, karena aku baru dengar istilah neonatal jadi nambah ilmu baru,” ujar Yunika.
“Saya setuju dengan Kak Yunika, masalahnya jelas, informasi yang disampaikan jelas dan solusinya atau insightnya juga jelas. Namun sebelumnya saya ingin menyampaikan ke teman-teman, appreciated yourself jangan minder dengan hasil kerjamu. Tunjukkan bahwa ini adalah upaya terbesar yang bisa kamu kerjakan. Jika ada kritik dan saran dari saya, Bu Lira, Kak Yunika atau lainnya itu tujuannya untuk membangun. Jadi jangan merendah diri dulu, percaya diri saja,” ucap Bachtiyar.
“Bersyukur, seru, senang, asyik karena berkesempatan mengikuti training, dan berdiskusi langsung dengan para expert nya meskipun lelah karena trainingnya di lakukan di malam hari (setelah jam kerja), tetapi jujur semua ini terbayarkan dengan dapatnya ilmu yang luar biasa bermanfaat.” Ungkap Fatima
Dalam dunia data, pandai komunikasi dan storytelling sangat penting diimbangin dengan pengetahuan data science dan visualisasi data. DQLab bisa menjadi salah satu pilihan untuk belajar data science sekaligus storytelling data.
Ingin mengikuti Corporate Training seperti Fatima? Yuk sign up melalui tautan ini https://dqlab.id/ atau bisa hubungi Business Development DQLab disini
By Agnes Nurlisa | DQLab
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id