Karya Mahasiswa DKV UMN Jadi Desain Batik Busana Kerja Dinas PUPR & Pera Kaltim
Januari 2, 2023UMN Masuk Daftar Kampus Ramah Penyandang Disabilitas Versi Unesa-Dimetric
Januari 2, 2023Tangerang – Kabar baik datang dari enam mahasiswa UMN yang berhasil mendapatkan penghargaan dari Perancis berkat karya video dokumenter. Tim tersebut beranggotakan lima mahasiswa asal prodi Jurnalistik, yakni Felicia Salvina, Rachmat Kurniawan Idrus, Rega Almuhtada, Rheinata Yuvian Tasman, dan Mikael Ario Masri serta satu mahasiswa asal Prodi Desain Komunikasi Visual Muhammad Yafi Rayhan Zainal. Karya bertajuk Jumantara of Bantar Gebang itu berhasil menyabet juara The Best Student Shortdoc Award dari kompetisi The 8th Edition of the MegaCities-ShortDocs Festival dengan mengusung keseharian masyarakat di sekitar gunungan sampah Bantar Gebang, Bekasi.
Selain karya mahasiswa UMN, terdapat dua karya dokumenter asal Indonesia yang berhasil lolos seleksi final. Dua karya tersebut adalah Mereka Tidak Perlu Tahu (karya Yogi Tujuliarto dan rekannya) dan The Rain Collector (karya Jeffri Kaharsyah). Sebanyak 16 karya dokumenter yang dipilih oleh juri internasional dari MegaCities-ShortDocs ditampilkan pada Rabu, 7 Desember 2022 di Auditorium IFI (The French Institute of Indonesia), Jalan Thamrin, Jakarta Pusat.
“Nasib warga di area itu (Bantar Gebang) itu sangat memprihatinkan. Tiap hari menghirup bau kurang sedap dan sulit mendapatkan air bersih,” kata Felicia, seperti dilansir dari kompas.id pada Minggu, (01/01/2022).
Karya Jumantara of Bantar Gebang yang berdurasi empat menit tersebut merupakan arahan dosen pengampu mata kuliah Video Program Production Aditya Heru Wardhana. Dalam kelasnya, Heru berupaya untuk meningkatkan keterampilan produksi video dengan memberikan tantangan berupa mengikuti suatu perlombaan. Heru mendorong mahasiswa untuk lebih aktif, kreatif, dan kompetitif.
“Kalau ikut lomba, biasanya kan dimotivasi oleh reward. Kalau menang bisa menambah portofolio. Selain itu, lomba juga bisa menjadi alat ukur untuk membandingkan dengan orang lain. Apakah kemampuannya memang semumpuni itu jika berkompetisi dengan orang lain, kampus lain, bahkan negara lain? Kemudian, kalau menang juga, ada kepuasan tersendiri bagi tim produksinya,” jelas Heru.
Heru menyebutkan bahwa informasi seputar MegaCities-ShortDocs didapatkan dari media sosial dan email newsletter. Ketika ada lomba yang relevan sesuai mata kuliah, Heru segera menyampaikan informasi tersebut kepada mahasiswa.
“MegaCities-ShortDocs itu ajang karya dokumenter yang prestisius, seperti Oscar-nya dokumenter. Maka dari itu, saya sangat bahagia dan bangga ketika ada mahasiswa UMN yang berhasil di situ. Nama saya sebagai dosen pengampu pun ikut terangkat. Karena sudah membawa nama kampus ke kancah internasional, saya menanti apresiasi besar dari UMN dengan membawa seluruh anggota tim produksi ke Paris,” kata Heru.
Selain pemutaran karya dokumenter di IFI Jakarta, Felicia, Rachmat, dan perwakilan Indonesia lainnya berkesempatan mengikuti screening dan awarding di MK2 Quai de Seine, Paris, Perancis, pada 15 Desember 2022.
“Sudah pasti senang, bangga, bisa bertemu banyak orang, dan mewakili Indonesia. Selama di Paris, saya gak hanya mau menghadiri awarding night, tetapi juga liburan akhir tahun,” ucap Rachmat.
Rachmat berpesan bahwa mahasiswa UMN, khusus dari prodi Jurnalistik, untuk sering-sering ikut lomba. Berbekal optimisme dan niat, Rachmat yakin pasti mahasiswa UMN bisa memenangkan lomba-lomba di kancah internasional lainnya.
By Annisa Dyah Novia| UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id