Dosen PJJ UMN jadi ‘Mentor’ Humas KEMENAG se-Indonesia
Maret 21, 2023Bangga! UMN Raih 5 Penghargaan di Rakorda LLDikti III 2023
Maret 23, 2023Bandung – Pada hari Selasa-Rabu (21/22-3) Tim Dosen dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (Fikom UMN) mengadakan penguatan kapasitas dengan tema “Kerasulan Digital untuk Komunikasi Iman” untuk para calon imam Katolik di Seminari Tinggi St. Petrus Paulus, Bandung. Sebagai bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), acara ini merupakan lanjutan kerjasama dengan Keuskupan Bogor sejak tahun lalu.
“Salah satu kewajiban Gereja Katolik adalah kerygma (pengajaran iman pengantar, perkenalan tentang Yesus Kristus). Maka, manfaatkanlah program ini supaya kita bisa menyebarkan Kabar Gembira lewat media digital.” tegas RD Nikasius Jatmiko, Rektor Seminari Tinggi St. Petrus Paulus pada pembukaan acara. “Tema kerasulan digital untuk komunikasi iman sejalan dengan tema Keuskupan Bogor tahun ini, yakni “Gereja Sinodal Berkatekese”,” sambung RD Lucius Joko, Imam Paroki Keluarga Kudus Cibinong yang menginisiasi kerjasama ini bersama pihak UMN. “Harapannya, kesadaran dan keterampilan untuk menggunakan media baru bagi pewartaan iman dapat dilaksanakan segala lapisan umat Katolik Keuskupan Bogor,” lanjutnya.
Penguatan kapasitas yang diikuti 32 calon imam (frater) Keuskupan Bogor ini terdiri dari enam sesi. Dua sesi pada hari pertama difasilitasi oleh dua dosen dari program studi (prodi) Strategic Communication; Dr. AG Eka Wenats Wuryanta dengan tema “Kerasulan Digital oleh Komunikasi Iman” dan Maria Advenita Gita Elmada, S.I.Kom., M.Si. dengan tema “Bijak Bermedia Sosial: Literasi Media”.
Pada sesi pertama, para peserta diingatkan tentang semangat dasar para pelayan Tuhan untuk selalu punya semangat bertumbuh secara material dan rohani. “Jati diri manusia, Gereja, dan Keuskupan berkembang terus-menerus. Perkembangan tersebut diantar oleh proses komunikasi berkelanjutan dalam terang Gereja. Perkembangan teknologi zaman ini pun dapat kita pahami sebagai anugerah untuk manusia,” jelas Eka dalam sesinya.
Dalam sesi kedua, Maria membagikan pengetahuan penggunaan media sosial yang benar. “Tidak semua informasi di media digital dapat langsung dipercaya. Kita perlu kebijaksanaan dan kecerdasan untuk tahu mana informasi yang dapat dikonsumsi atau tidak,” terang Maria. Materi pada sesi ini sekaligus menandaskan peran para frater sebagai pemimpin opini untuk bisa menjadi panutan informasi yang benar dan kredibel di media digital bagi umat Katolik.
Hari kedua dibuka oleh Anton Binsar, M.Si. dari prodi Strategic Communication dengan tema “Komunikasi dan Pastoral Kontekstual”. Anton menerangkan bahwa para gembala Gereja ditantang untuk mengkontekstualisasi setiap ajaran iman dan sosial Gereja dalam konten media digital yang dapat dipahami umat, terlepas dari perbedaan latar belakang mereka. Acara berlanjut ke sesi keempat bersama Veronika Kaban, M.Si. dari prodi Jurnalistik, dengan tema “Strategic Creative Content Production for Digital Multimedia“. “Ada begitu banyak varian konten media digital yang bisa kita manfaatkan untuk memperkaya pewartaan Gereja di era modern. Ini mengingatkan kita bahwa pewartaan Gereja tidak melulu ceramah. Kita bisa berkreasi dengan berbagai media baru untuk menjangkau umat,” ujar Veronika.
Sesi kelima dibagikan oleh Kevin Sanly Putera, M.I.Kom. dari prodi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan tema “Strategic Content for Catechism in Social Media“. Kevin membagikan pengetahuan dan keterampilan pembuatan konten katekese bentuk tulisan, foto, dan video. “Hanya karena sekarang ini video sedang tren, tidak berarti kita harus meninggalkan bentuk-bentuk konten yang lain. Sikap yang diambil haruslah komunikatif, berkomunikasi dengan media yang paling tepat dan mudah dipahami oleh umat kita,” terang Kevin.
Pada sesi terakhir, para frater dibagi menjadi kelompok untuk dibimbing oleh setiap dosen dalam praktik pembuatan konten kreatif untuk pewartaan iman. Setiap frater belajar menggunakan dua media sosial, Instagram dan TikTok, juga dua aplikasi produksi konten kreatif, Inshot dan Capcut.
Secara garis besar, keenam sesi pada penguatan kapasitas ini menyeimbangkan segi teoretis dan praktis. Para peserta diajak untuk mengorientasikan ulang disposisi mereka tentang penggunaan media digital bagi karya mereka untuk Gereja Katolik. Lebih dari itu, para frater juga dibina untuk mengasah keterampilan memproduksi konten kreatif bagi karyanya sehari-hari.
Acara penguatan kapasitas bagi para frater ini merupakan pembuka dari rangkaian PkM bersama Keuskupan Bogor pada 2023. Tiga segmen PkM berikutnya akan diadakan untuk umat, katekis, dan biarawan/ti Keuskupan Bogor Dekanat Timur dalam satu semester ke depan di sejumlah paroki Keuskupan Bogor. Selain Keuskupan Bogor, PkM ini juga didukung media @omk_indonesia.
By Kevin Sanly Putera | Pelaksana Program PkM
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika | Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id