Peluncuran Buku Leadership 4.0: Rahasia Bojonegoro Lenyap dari Kemiskinan di Tangan Suryoto
Desember 17, 2024Pekantara UMN : Dorong Mahasiswa Untuk Lebih Kritis Di Gempuran AI
Desember 17, 2024TANGERANG – Salah satu aspek kunci yang acapkali diabaikan: komunikasi. Di sisi lain, bisnis tidak bisa beroperasi dalam ruang hampa. Hal ini karena bisnis terhubung dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder), mulai dari pelanggan, investor, hingga komunitas lokal.
Di sinilah, peran praktisi komunikasi diperlukan dalam suatu perusahaan yang bertindak sebagai jembatan untuk membangun dan memelihara hubungan yang kuat dengan setiap pihak. Praktisi komunikasi harus mampu memastikan pesan sampai ke audiens yang tepat, hingga membangun kepercayaan dan kolaborasi yang berkelanjutan sebagai fondasi keberhasilan bisnis jangka panjang.
Kuliah tamu di Lecture Theatre UMN pada Rabu (4/12/24) mengundang dua praktisi komunikasi di dua perusahaan besar di Indonesia. Mereka adalah Public Relations and Sustainability Manager Nutrifood Arninta Puspitasari dan Head of Corporate Communications & CSR Smartfren Telecom Dr. Dani M. Akhyar, S. T., M. Si..
Tak hanya hebat dalam berbicara, menurut Arninta, praktisi komunikasi itu harus paham bagaimana dinamika industri suatu perusahaan. Hal ini mencakup proses produksi di pabrik hingga distribusinya.
“Jadi, seluruh proses yang ada di perusahaan, praktisi komunikasi harus paham. Tentunya, bukan hanya paham proses bisnis, tapi kita harus tahu dinamika stakeholder di dalam maupun di luar perusahaan. Termasuk, dinamika industri, dinamika teknologi, itu harus benar-benar kita pahami dan kira ikuti,” kata Arninta.
Senada dengan itu, Dani pun mengungkapkan bahwa berpikir strategis sebagai praktisi komunikasi itu penting. “Hingga mencapai level unconsciously competent,” kata Dani yang kini juga aktif mengajar sebagai dosen komunikasi di UMN.
Unconsciously competent ini berarti seseorang telah menguasai suatu keterampilan atau pengetahuan hingga pada tingkat otomatis. Hal ini bukan hanya tentang menguasai teknik komunikasi, tetapi juga tentang memahami konteks bisnis, target audiens, tujuan organisasi, dan bagaimana komunikasi dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan tersebut.