Tiga Ide Bisnis Mahasiswa MMT UMN Raih Penghargaan di Kompetisi Internasional VIIIC 2024

Tiga tim mahasiswa MMT UMN dua Gold Award dan satu Bronze Award dalam kompetisi bisnis internasional “The 3rd International Business and Management Virtual Innovation & Invention of Ideas Competition (VIIIC)” pada Rabu (30/10/2024).

TANGERANG – Tiga tim mahasiswa MMT UMN masing-masing meraih dua Gold Award dan satu Bronze Award dalam kompetisi bisnis internasional “The 3rd International Business and Management Virtual Innovation & Invention of Ideas Competition (VIIIC)” pada Rabu (30/10/2024).

Kompetisi VIIIC ke-3 ini merupakan lomba tingkat ASEAN yang diselenggarakan oleh Fakultas Bisnis dan Manajemen di Universiti Teknologi MARA (UiTM), Malaysia. Kompetisi ini mendorong peserta untuk menunjukkan kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, dan semangat kewirausahaan. Kompetisi ini pun acapkali menarik bakat dan ide yang beragam dalam topik sains dan teknologi, ilmu sosial dan humaniora, bisnis dan manajemen.

Tiga ide bisnis yang dirancang oleh masing-masing tim mahasiswa MMT UMN ini memang mengedepankan aspek teknologi dan sustainability yang menjadi keunikan tersendiri. Pertama, ide bisnis bertajuk “Revitalizing Cultural Heritage Through Sustainable Fashion: Transforming Textile Waste (Patchwork Fabric) Into Stylish Stagen”. Ide bisnis yang menorehkan Gold Award ini digarap oleh Itta Ernawati, Belarmino Pinto Amaral, Candido Gomez Cardoso, David T. Ndomaina, dan Sumardi Sega.

Itta menjelaskan ide bisnis itu berangkat dari permasalahan kain perca yang selama ini dianggap sebagai limbah untuk memproduksi stagen – tekstil tradisional Indonesia yang kaya akan nilai budaya. Proyek ini pun bertujuan mengurangi limbah tekstil, memperkuat identitas budaya lokal, dan memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.

“Harapannya, inisiatif ini mampu mendorong pelestarian budaya sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi perajin lokal. Di sisi lain, inovasi ini dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih menghargai produk lokal, di mana limbah diubah menjadi sesuatu yang bernilai,” jelas Itta.

Rencananya, Itta mengungkapkan ide bisnis ini akan diteruskan menjadi bisnis yang berkelanjutan karena material-material dari bahan utama berlimbah dan ide bisnis yang menjanjikaa. Dari aspek budaya, menurut Itta, ide bisnis ini juga membawa kearifan budaya lokal nusantara dari bahan utamanya sendiri.

Ide bisnis “Investiny-Online Investment and Consulting Platform for Sustainable Growth And Investor Benefits” meraih Gold Award dalam VIIIC 2024.

Selain itu, ada juga ide bisnis lainnya yang turut meraih Gold Award bertajuk “Investiny-Online Investment and Consulting Platform for Sustainable Growth And Investor Benefits”. Tim yang menggarap ide bisnis ini, terdiri dari Hendra Gilbert, Erlangga Catur Pradana, Yudi Meidiansyah, dan Novelina Purna.

Hendra mengunkapkan InvesTiny adalah platform yang dapat membantu mengatasi masalah pendanaan yang dihadapi oleh UKM, sekaligus memberi investor kesempatan untuk menemukan peluang investasi yang baik dan berkelanjutan. “Dengan menggunakan teknologi untuk menghubungkan UKM dan investor, InvesTiny dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, membantu UKM berkembang, dan menciptakan ekonomi yang lebih inklusif dan sejahtera,” lanjut Hendra.

Ide bisnis “SEMBARI” berhasil meraih Bronze Award yang muncul dari permasalahan inflasi biaya bahan makanan sehari-hari.

Satu tim mahasiswa MMT UMN lainnya pun turut mendapatkan Bronze Award dalam kompetisi VIIIC 2024 ini. Mereka adalah Andrew Henderson, Dr. Prio Utomo, S.T., Marcella Margaretta, dan Yulio Darmawan. Tim ini mengusung ide bisnis bertajuk “SEMBARI”.

“Sembari merupakan singkatan dari sembako (bahan pangan) dan arisan (kegiatan sosial berkumpul yang biasa dilakukan oleh “Ibu-ibu” di Indonesia). Munculnya ide ini dilatarbelakangi oleh inflasi biaya bahan makanan sehari-hari yang menyebabkan munculnya tantangan terhadap pengeluaran anggaran rumah tangga,” ujar Andrew.

Ia pun menjelaskan SEMBARI muncul sebagai solusi untuk menghemat pengeluaran biaya dengan cara memangkas alur distribusi dari pabrik langsung ke konsumen melalui kegiatan “arisan”. Selain dapat menghemat biaya, Andrew menjelaskan konsumen juga dapat mengakses produk yang lebih bervariasi sekaligus membina keterlibatan komunitas melalui SEMBARI. Dengan demikian, hal ini diharapkan ada pemerataan sosial di masyarakat.

By Melinda Chang | UMN News Service

Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id