Bibi Siti Switi Pukau Juri XXI Short Film Festival
Maret 23, 2016SUGIH Hasil Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa UMN Taklukkan XXI Short Film Festival 2016
Maret 23, 2016Menjadi janda dan berkali-kali mengalami kegagalan membangun rumah tangga ternyata tak membuat Bibi Siti jera. Bahkan, keinginannya untuk kembali menikah tetap tinggi. Kini, bahkan ia sudah memiliki tiga kekasih yang sedang diseleksi untuk menjadi satu-satunya kekasih dunia akhirat yang akan bersamanya mengarungi bahtera rumah tangga.
Itulah Bibi Siti, karakter utama dalam Film Pendek Bibi Siti Switi. Keunikan ide ini dibungkus dengan pengemasan film yang menyerupai video klip film dangdut sesuai kegemaran Bibi Siti dalam berkaraoke lagu-lagu dangdut. Tak ayal film ini akhirnya didaulat menjadi pemenang XXI Short Film Festival Kategori Film Pendek Dokumenter Terbaik.
Cynthia Natalia, sutradara Film Bibi Siti Switi mengaku tidak menyangka bahwa film yang mereka buat akan menjadi juara. “Awalnya, kami memasukkan film kami ke ajang ini hanya supaya film ini bisa ditonton oleh lebih banyak orang. Saat diumumkan bahwa kami lolos kurasi, kami sudah sangat senang. Apalagi film kami bisa ada dalam satu kompetisi dengan film-film lainnya yang bagus-bagus sekali dan dibuat oleh filmmakers yang jauh lebih berpengalaman dari kami. Di kategori dokumenter, kami adalah finalis termuda dan sepertinya juga yang masih paling sedikit mencicip asam-garam dunia perfilman,” papar Cynthia. Selain XXI Short Film Festival, Bibi Siti Switi sebelumnya juga sudah pernah memenangkan UCIFEST 6 dan menjadi finalis di Festival Film Dokumenter 2015.
Dalam pembuatan film yang terbilang cukup panjang (1,5 tahun) ini, Cythia, Bellinna Puteri Alfine (editor dan sound recordist), serta Stefani (Director of Photography) mengaku menemukan banyak cerita seru serta tantangan dalam pembuatannya.
“Bibi Siti Switi adalah Tugas Akhir kami. Dalam proses pembuatannya banyak sekali hal menarik terjadi. Andai saja proses ini difilmkan, saya rasa film tentang proses ini bisa jadi lebih seru dari film Bibi Siti Switi. Selama pembuatan film, kami jadi sering mengobrol bersama Bibi Siti dan teman-temannya, berbagi cemilan, karaokean lagu dangdut bersama, bahkan kami juga sempat main ke kampung Bibi Siti di Lubuk Linggau. Semua peristiwa seru ini akhirnya memberi tantangan tersendiri. Saya jadi tergoda untuk memasukkan banyak hal ke dalam film. Kami juga seringkali terlena dengan keseruan bersama Bibi Siti sehingga yang terekam kamera malah jadi tidak maksimal. Hal-hal seru dan menarik dari Bibi Siti seringkali malah tidak ada bukti rekamannya.”
Cynthia berharap ke depannya akan semakin banyak orang yang bisa menonton film Bibi Siti Switi, sehingga saya bisa menemukan respon dan interpretasi penonton yang tentunya akan lebih beragam. “Saya senang sekali menemukan para penonton bisa tertawa, ada yang menganggap film kami sebagai film hina, ada juga yang jadi stuck dengan lagu Pacar Dunia Akhirat-Rita Sugiarto yang merupakan soundtrack film ini, ada yang bingung mengapa ada orang yang menganggap film ini bagus, dan sebagainya. Saya penasaran, respon dan interpretasi seperti apa lagi yang akan muncul dari film ini?” ungkapnya mengakhiri wawancara.
Acara yang diadakan di studio 1 Epicentrum XXI Jakarta pada (20/3) diikuti oleh 545 sineas yang mendaftarkan filmnya. Selain meraih penghargaan, seluruh pemenang tahun ini juga mendapatkan hadiah beasiswa di SAE Institute, Jakarta. Selain itu, hadiah berupa free short course, juga pemutaran film-film pemenang di jaringan bioskop Cinema XXI seusai festival berlangsung.
Trailer:
by Grace Natali – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Teknik Informatika | Sistem Informasi | Sistem Komputer | Akuntansi | Manajemen | Ilmu Komunikasi | Desain Komunikasi Visual, di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id