Kenapa Butuh Jurnalisme Kreatif?
Maret 2, 2016Bebaskan Diri dari Budaya Konsumtif Lewat Makers Movement
Maret 7, 2016Para creator buku national best seller “Generasi 90an” berkunjung ke UMN melalui acara RAK (Bicara Buku) UMN, Kamis (3/3). Mereka berbagi kisah mengenai asal-usul buku ilustrasi yang dapat membawa pembacanya bernostalgia kembali ke era 90an serta proses produksinya hingga menjadi sebuah karya yang dicintai oleh masyarakat.
Buku “Generasi 90an” edisi pertama berawal dari sebuah proyek tugas akhir Marchella FP—sang author—yang mana konsepnya ialah buku dengan 100 halaman ilustrasi yang harus selesai dalam waktu 6 bulan. Menjadi tantangan tersendiri baginya dikarenakan ia tidak mahir dalam menggambar sehingga membuatnya harus belajar digital printing.
Layaknya pembuatan tugas akhir, proses yang dilalui cukup panjang termasuk riset dan penyebaran quisioner. Tak disangka, quisionernya mendapat sambutan yang baik, ia berhasil mendapatkan 100 lebih responden, yang juga banyak memberikan inspirasi untuk isi bukunya. Selain itu, ia pun membuat akun twitter untuk “Generasi 90an” yang ternyata bisa memperoleh hingga 9000 followers.
Rencananya setelah sidang, Marchella ingin menutup akun twitter tersebut. Tetapi para followersnya kecewa, mereka ingin melihat hasil dari proyek itu. Hal inilah yang membuatnya memberanikan diri untuk mengirimkan karya tersebut ke penerbit. Sempat ditolak dan timbul gagasan untuk mencetak sendiri, namun penerbit KPG datang dan menawarkan untuk mencetaknya dalam 500 hardcover dan sisanya softcover.
“Saat itu kita timbul keraguan, siapa yang mau beli buku bergambar? Mungkin enggak akan laku. Ternyata setelah publish dua hari buku langsung sold-out. Bahkan dibuka pre-order di gramedia.com,” cerita Marchella. Hingga hari ini pun edisi pertama sudah sampai cetakkan ke-6.
Buku pertama tersebut dibuat dengan konsep mesin waktu, mengajak pembaca untuk bersyukur dan merasakan kebahagiaan sederhana dari era 90an. Hasilnya pun menjadi suatu prestasi yang membanggakan yakni National Best Seller dan top 5 dalam Anugerah Pembaca Indonesia 2013.
Selain buku, “Generasi 90an” akhirnya dikembangkan menjadi sebuah brand sendiri, dikembangkan melalui social media seperti facebook, instagram dan LINE, serta meluncurkan ragam merchandise. Kemudian, adapula event-event menarik seperti “Mesin Waktu” (tahun 2014-2015) dengan konsep acara yang mengedepankan acara musik, screening film, jajana serta permainan tradisional yang disatukan dalam satu tempat, dengan tujuan mengajak pengunjung kembali ke tahun 90an. Adapula event “Kopdar” atau Kopi Darat Generasi 90an yang mempertemukan antara pembaca buku dan penulis, dan telah diselenggarakan beberapa kali di Jakarta.
Sukses dengan buku edisi 1, Marchella kembali menggarakan “Generasi 90an” edisi 2 dengan menggandeng dua temannya yang merupakan illustrator handal, Yoshua Meyer dan Sesotya Jodie. Mereka membuat hal yang berbeda di edisi kedua yakni membuat karakter untuk masing-masing konsep yang akan diangkat. Ada tiga karakter yang merepresentasikan permainan, musik serta jajanan khas tahun 90an. Karakter tersebut merupakan anak-anak SD yang terpengaruh oleh kakak-kakak ABGnya. Tak ketinggalan, di buku kedua itu juga ada halaman tutorial yang memuat cara memainkan sebuah permainan tradisional ataupun membuat mainan tradisional.
Kisah pembuatan buku “Generasi 90an” ini memberikan motivasi dan inspirasi tersendiri, khususnya dari Marchella sebagai seorang jebolan program studi DKV. “Hal kecil yang dianggap remeh sebenarnya bisa dikembangkan menjadi sesuatu yang lebih berharga. Jadi kalau punya karya hasil tugas-tugas jangan dibuang begitu saja,” ungkapnya.
Acara ini diselenggarakan di Lecture Hall UMN, merupakan kerjasama antara KPG, Himpunan Mahasiswa Fakultas Seni dan Desain (HMFSD) UMN, perpustakaan UMN dan UMN FLY (Friends of Library).(*)
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Teknik Informatika | Sistem Informasi | Sistem Komputer | Akuntansi |Manajemen| Ilmu Komunikasi | Desain Komunikasi Visual, di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id