Review Eksternal Tugas Akhir Mahasiswa Arsitektur Bersama Dewan Arsitek Indonesia
April 11, 2022Mahasiswa NON IT, Yuk Kenali Data Quality Agar Datamu Akurat
April 14, 2022TANGERANG – Himpunan Mahasiswa Arsitektur Universitas Multimedia Nusantara (HIMARS UMN) kembali mengadakan webinar Sharing Through Experience yang keempat (S.Ars 4) melalui Zoom, Jumat (8/4/2022). Webinar ini mengundang arsitek profesional Deddy Wahjudi, S.T, M.Eng., Ph.D. sebagai pembicara untuk membagikan kisah karir dan karyanya kepada mahasiswa arsitektur UMN.
Acara webinar ini dibuka oleh Gierlang Bhakti Putra selaku sekretaris program studi arsitektur UMN. Di awal acara, Gierlang memperkenalkan profil pembicara S.Ars yang keempat kepada mahasiswa arsitektur UMN yang mengikuti zoom.
Pembicara S.Ars yang keempat, Deddy Wahjudi, merupakan seorang arsitek profesional yang menjabat sebagai Principal Architect di sebuah biro arsitektur yang bernama LABO. Bersama dengan istrinya Nelly Lolita Daniel yang sama sepertinya, seorang arsitek profesional dan alumnus ITB, mereka berdua-lah yang mendirikan biro arsitektur LABO di Bandung pada tahun 2006. Selain itu, saat ini Deddy mengajar sebagai Dosen Desain Produk di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Topik yang dibahas dalam materi webinar adalah perjalanan karir arsitek Deddy Wahjudi dan cerita di balik proyek-proyeknya. Secara singkat sebelum membahas proyek-proyeknya bersama LABO. Deddy menceritakan bahwa di awal, ia menempuh pendidikan S1 Arsitektur di ITB, kemudian ia sempat bekerja sebentar di biro arsitek di Bandung, kemudian ia melanjutkan studi S2 ke Chiba University, Jepang dan berlanjut ke pendidikan S3 dan setelah itu, Deddy kembali ke Indonesia.
Setelah menceritakan perjalanan karirnya, Deddy melanjutkan pembahasan mengenai LABO. LABO sendiri merupakan singkatan dari Laboratory. Mengenai filosofi nama bironya ini memang bukan hanya untuk show, tetapi filosofinya dijalankan dalam biro arsiteknya. Hal ini Deddy jelaskan langsung, “DNA dari LABO adalah setiap melakukan apapun ya harus didasari research.”
Deddy juga menambahkan pemaparan mengenai biro arsiteknya LABO. Ia menjelaskan singkat nama tempat kerja LABO (LABO de Mori). Deddy mengatakan bahwa LABO de Mori merupakan kombinasi tempat tinggal dan tempat kerja, hal ini didukung dengan fasilitas studio, program intern, dan lingkungan sosial yang tidak membeda-bedakan.
Baca juga HIMARS UMN Bahas Bekerja Dengan Warisan Sejarah dalam Arsitektur
Webinar berlanjut ke pembicaraan mengenai beberapa prestasi dan pekerjaan yang ditangani LABO. Dalam bagian ini proyek masterplan pengembangan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) untuk persiapan ASEAN Games di 2018 dan masterplan pengelolaan Blok M yang menjadi highlight dalam webinar S.Ars yang keempat.
Deddy mengatakan dalam proyek pengembangan GBK itu, LABO diberi tanggung jawab untuk menjadi master planner untuk beberapa venue di GBK. Desain masterplan GBK yang LABO buat bertujuan untuk meningkatkan kualitas fisik lingkungan, aspek sosial, akes, dan peningkatan efisiensi penggunaan ruang-ruang venue di GBK.
Selama penjelasan, Deddy juga memaparkan desain masterplan GBK-nya. “Orientasi sebelum masterplan, venue-venue di GBK sekelilingnya malah digunakan untuk parkir kendaraan. Sebagai contoh, di GBK ada yang namanya parkir timur, parkir timur ini sebenarnya untuk parkir tapi malah event-event organizer itu lebih populer adakan venue disitu bukan di bangunan-bangunan GBK,” ujar Deddy.
Oleh karena itu, beberapa konsep pengembangan yang dilakukan LABO di GBK adalah memudahkan akses transportasi umum MRT untuk masyarakat, mengupayakan semua parkir berada di parkir timur dan semua ruang-ruang di sekitar venue GBK yang tadinya digunakan untuk parkir, dijadikan plaza publik, dan penggantian pagar-pagar tinggi pembatas teritorial stadion GBK menjadi elemen air sehingga membuat orang lebih rileks saat berkeliling GBK.
Sedangkan untuk penjelasan masterplan desain Blok M yang dinamai Loka Blok M, bertujuan untuk mendorong lahan untuk pro skala bisnis kecil menengah. Ada dua model pengembangan bisnis di Loka Blok M. Yang pertama adalah untuk pengembangan 1 hektar gedung bisnis untuk investor swasta dan yang kedua adalah untuk pengelolaan 4 hektar bisnis kecil menengah Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri).
Baca juga Gali Kreativitas Mahasiswa, Program Studi Arsitektur Adakan Workshop Bambu
Selain itu, pengelolaan yang dilakukan berfokus pada aspek pemudahan akses mobilitas orang dan pejalan kaki dengan menyediakan 2 plaza (Ujana Plaza) dan 2 jalur walk (Lesana Walk) yang nyaman untuk area transit moda transportasi umum seperti MRT, terminal, dan transjakarta.
Menjelang akhir webinar, sesi QnA dibuka dan terdapat beberapa pertanyaan menarik yang ditanyakan kepada Deddy oleh para mahasiswa arsitektur UMN. Salah satunya adalah “Apa hal penting yang sering dilupakan dalam rancangan desain yang mewadahi pejalan kaki,” tanya David, salah satu mahasiswa arsitektur UMN yang mengikuti webinar.
Menjawab pertanyaan tersebut, Deddy mengatakan “Supaya kita bisa mendesain (untuk pejalan kaki) ya banyak-banyaklah berjalan kaki,” ujarnya diikuti ketawa kecil. Deddy kemudian menambahkan bahwa memiliki mindset tersebut akan membantu perancangan desain yang lebih toleran dan tidak menambahkan kebiasan memanjakan (apa-apa naik kendaraan padahal dekat) yang sudah terbiasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
*by Iglo Montana | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id