Dua Kreasi Telur Paskah Ini Sabet Juara Utama dan Favorit
April 15, 2015Mapala UMN Peduli Kelestarian Hidup Bahari
April 23, 2015Ide cerita yang simpel dengan makna yang mendalam seringkali membuat sebuah film menjadi menarik untuk ditonton. Bahkan, film-film seperti ini berhasil memikat hati pakar dunia perfilman. Udin Telekomsel salah satunya. Film pendek besutan tim Pasific Films yang terdiri dari Indra Jaya Wangsa (Produser), Calvin Kunto (Editor, VFX), Abraham Adhinugroho (Sound) dan Rein Maychaelson (Penulis, Sutradara) sukses menjadi juara kategori non-animasi dalam kompetisi Salatiga in Motion 2015.
Prestasi yang membanggakan ini dimulai dari sebuah ide untuk mengangkat cerita dari kebiasaan orang Indonesia yang suka bergosip dan percaya dengan hal-hal berbau mistis (kepercayaan alternatif). Film pendek bergenre komedi ini menceritakan tentang perbincangan antara dua pemuda seputar gosip hangat yang ada di kampung mereka.
“Film ini menceritakan perbincangan antara Gundul yang tengah meyakinkan Parjo mengenai gosip dari kampungnya. Sebuah gosip yang tidak masuk akal mengenai Udin yang bisa “SMS-an” dengan Tuhan. Gosip tersebut diperkuat dengan sifat orang Indonesia yang cenderung percaya hal-hal mistis dan penyebaran cerita dari mulut ke mulut,” jelas Indra selaku produser.
Walaupun bergenre komedi dan dari segi konsep Udin Telekomsel menjadi lunak serta mudah ditelan, Rein mengakui ada tantangan tersendiri saat proses pembuatannya.
“Film ini memiliki tanggungan statement yang cukup berat karena membawa nama Tuhan yang selama ini dianggap sakral. Mengaduk-aduk bentuk dengan mencampurkan kuntilanak dan klenik sebagai salah satu elemen membuat film ini bisa saja dianggap sebagai film kafir. Sedangkan dari segi produksi, salah satu tantangan saya sebagai sutradara adalah ketika mengetahui bahwa kami harus menggunakan satu kampung dan penduduknya dalam film ini. Ini kali pertama saya mengarahkan orang sebanyak itu. Bukan hal yang mudah memang. Tetapi berkat tim, beban teersebut hampir tidak terasa,” katanya.
Pembuatan film pendek ini sendiri bisa menghasilkan prestasi yang baik sebab mendapat dukungan dari banyak pihak. Salah satunya adalah rumah produksi Neofreak Picture yang digawangi oleh Hanan Cinthya, Gregorius Dira Nararyya, serta Thomas, mahasiswa Sinematografi tingkat akhir UMN. (*)