Gandeng Silla University Korea, UMN Bangun Smart Electronic Convergence Living Lab
Februari 4, 2019Fikom UMN Adakan Seminar Model Pembelajaran Untuk Generasi Z
Februari 7, 2019TANGERANG – Untuk mempersiapkan mahasiswa yang siap terjun ke dunia industri, Program Studi (Prodi) Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Multimedia Nusantara (UMN) memberikan project kepada mahasiswanya. Project tersebut adalah rebranding Crepe n Crepes yang merupakan salah satu brand Libro Café Group yang menjadi Nomu-Nomu Crepes. Peresmian Nomu-Nomu Crepes sendiri dilaksanakan pada hari Senin, (28/1) di Kantin UMN.
Turut hadir dalam acara peresmian Nomu-Nomu Crepes, Bapak Hari Adi, selaku Corporate Secretary Libro Café Group, Alphino Ruslim selaku General Manager Libro Café Group, Sudarman Sutanto selaku Building Management Manager UMN, Mohammad Rizaldi, S.T., M.Ds., selaku Ketua Program Studi UMN, Gideon K. Frederick selaku Sekretaris Program Studi DKV UMN, Darfi Rizkavirwan, S.Sn., M.Ds., selaku Dosen Program Studi DKV UMN.
Ditemui pada peresmian Nomu-Nomu Crepes, Darfi memaparkan bahwa sebenarnya Prodi DKV UMN sering mendapat banyak tawaran dari industri untuk mengerjakan project, namun di tahun 2018 Prodi DKV UMN lebih berfokus ke arah branding. Perubahan tersebut membuat Prodi DKV UMN ingin merancang implementasi mata kuliah DKV bagi mahasiswanya.
“Kebetulan kita mau membuat bagaimana pelatihan implementasi bagi mahasiswa, bisa nggak sih kita melakukan branding di industrinya selain magang. Pada akhirnya kita coba dari yang terdekat dulu, kebetulan ada Libro Café Group yang menawarkan untuk mengerjakan (rebranding) salah satu brandnya,” ujar Darfi.
Darfi selaku project manager dari Nomu-Nomu Crepes menunjuk Mahasiswa untuk menjadi konseptor dan eksekutor project rebranding ini.
“Saya ditunjuk langsung oleh Kaprodi DKV UMN untuk project ini dan saya menggunakan mahasiswa karena pengalaman bagi mahasiswa tersebut kalau kita menawarkan sebuah karya dari hulu ke hilirnya seperti apa,” ungkap Darfi.
Dalam proses pemilihan Mahasiswa DKV UMN yang mengerjakan rebranding ini dilakukan dengan melakukan proses open recruitment, “Kebetulan saya open rekrutmen dan pada akhirnya ada empat mahasiswa yang terpilih ya itulah proses belajar langsung,” ujar Darfi.
Terdapa empat Mahasiswa DKV UMN terpilih yang terlibat dalam rebranding Nomu-Nomu Crepes ini yaitu:
- Andreas Darmawan – Desain Grafis 2015 bertugas sebagai Public Relations
- Angelina Florentia Iskandar – Desain Grafis 2015 bertugas sebagai Designer
- Angelina Loekito Putri – Desain Grafis 2015 bertugas sebagai Designer
- Lim, Gabriela Feli Hartoko – Desain Grafis 2015 bertugas sebagai Illustrator
Darfi mengungkapkan di Prodi DKV sendiri terdapat mata kuliah project design yang menjadi sarana Mahasiswa DKV untuk berlatih.
“Sebenarnya mata kuliah project design untuk melatih Mahasiswa untuk mendapat project untuk branding. Dari latihan-latihan itu mereka sebenarnya sudah pede (untuk mengambil tawaran rebranding ini) tapi memang butuh supervisi,” jelas Darfi.
Proses rebranding ini diawali dengan melakukan riset yang dilakukan oleh mahasiswa DKV, sehingga diketahui permasalahan yang dihadapi Crepe n Crepes sebelum dilakukan rebranding.
“Bagi kami penting seorang DKV harus expert di visual dan ide tapi dia juga harus tahu story behind atau whats the problemnya juga dia harus paham sehingga visual yang dikeluakan itu tidak subjektif tapi juga objektif,” papar Darfi.
Pemilihan nama Nomu-Nomu menurut Darfi memiliki arti “yang sangat”. “Kita bisa interpretasikan bisa beda-beda, sangat milenial bisa sangat enak karena kita pengin kita yang paling sangat. Hal ini didasari dari diferensiasi dari yang kita bangun memang ada cita rasa Korea,” jelas Darfi.
Darfi juga mengungkapkan konsep desain Nomu-Nomu Crepes yang dikerjakan oleh Mahasiswa DKV UMN ini dipersiapkan dengan rencana Libro Café group ke depannya, “Libro café akan berekspansi bisnis sehingga desain rebranding ini disesuaikan dengan kebutuhan bisnis di masa yang akan mendatang,” kata Darfi.
Andreas, selaku Mahasiswa DKV yang terlibat dalam project ini menjelaskan bahwa dari riset yang ia dan teman-temannya lakukan ditemukan ide untuk konsep desain rebranding, “Dari riset jadi ketemulah sebuah konsep desain yang punya based itu Korea,” jelas Andreas.
Pemilihan ide desain yang mengacu kepada Korea dipaparkan Andreas didasari oleh tren Korea yang saat ini menjamur di kalangan anak muda.
”Sekarang itu Korea khususnya di kalangan kita anak-anak muda lagi nge-tren banget. Oleh sebab itu konsep tersebut itu yang kita pakai untuk identitas yang baru ini. Jadi diharapkan dengan identitas yang baru ini Nomu Crepes dapat memiliki identitas yang kuat dan dapat memenuhi keinginan masyarakat,” ujar Andreas.
Dalam pengerjaan konsep desain rebranding Nomu-Nomu Crepes yang memakan waktu kurang lebih tiga bulan ini, Andreas menjelaskan bahwa dalam pengerjaan konsep desain dikerjakan secara bersama-sama dengan tiga temannya. Namun, terdapat peran dan tanggung jawab yang masing-masing orang kerjakan.
Darfi menjelaskan bahwa banyak insight yang diberikan oleh Mahasiswa DKV yang terlibat dalam project rebranding ini, “Justru banyakan insight dari temen-temen mahasiswa karena kebetulan target yang kita sasar sama, umurnya mereka juga sama jadi kebanyakan insightnya dari mereka.”
Senada dengan yang diungkapkan Darfi, Alphino Ruslim selaku General Manager Libro Café Group mengungkapkan bahwa ide yang diberikan oleh Mahasiswa DKV UMN adalah sebuah ide baru, “Kebetulan target kita (Nomu-Nomu Crepes) itu mereka-mereka ini, apa yang mereka suka itu kita welcome. Jadi apa yang mereka kasih input ke kita itu sebuah new idea,” papar Alphino.
Alphino mengungkapkan bahwa Mahasiswa DKV UMN yang terlibat dalam project rebranding ini sangat profesional, “Walaupun masih mahasiswa, mereka professional kalau saya bilang,” tutur Alphino. Ia juga berharap dengan project rebranding Nomu-Nomu Crepes ini Mahasiswa DKV UMN memiliki kebanggaan karena project ini ada di kampus mereka sendiri.
Ke depannya, Darfi mengungkapkan Prodi DKV UMN akan melanjutkan kerja sama project seperti ini dengan industri.
“Kita memang ada mimpi akan seperti itu karena ini bagian dari pembelajaran cara lain selain di kelas dan magang. Ini juga bagian dari improvement kerjasama antara kita dengan industri. Yang ketiga ini adalah juga bagian dari realisasi apa yang sebenarnya kita ajarkan itu terpakai,” tutup Darfi. (*/YC)
*by Reviana Kristin – Universitas Multimedia News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id