Dua Tim Mahasiswa UMN Juarai Lomba Film Animasi di Jepang
November 22, 2018Kerja Sama dengan Disney Indonesia, Mahasiswa UMN Buat Patung Mickey Mouse
November 23, 2018TANGERANG – Ryan Sucipto, Founder dari Social Designee – sebuah startup binaan tech incubator Skystar Ventures Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang fokus di bidang sosial – menjadi sebagai salah satu featured speaker di acara Misk Global Forum (MGF) yang dilaksanakan pada 14-15 November 2018 di Riyadh, Saudi Arabia.
Ryan adalah satu dari empat orang delegasi Indonesia dari Skystar Ventures dalam kegiatan MGF 2018 yang diorganisir oleh Misk Foundation, sebuah organisasi non-profit yang dipimpin oleh Crown Prince Mohammad bin Salman. Di tahun 2018 ini, Skystar Ventures kembali bekerjasama dengan Misk Foundation mengirimkan pemuda/i terbaiknya dengan latar belakang aktivis, startup founder, penemu, serta penggerak. Selain Ryan, Christian Jonathan (Founder InspiratorFreak.com), Jesse Lybianto (Founder Ekrut.com), dan Stevanus Hendry (Senior Data Consultant DQLab.id) juga berkesempatan mewakili Indonesia di salah satu forum kepemudaan terbesar di dunia tersebut.
Melalui Social Designee, Ryan percaya bahwa desain dan kreativitas dapat menjadi alat untuk mengatasi permasalahan sosial. Gerakan yang dimulai sejak empat tahun yang lalu ini memiliki misi untuk mengedukasi anak-anak di daerah pedesaan mengenai kreativitas. Saat ini Social Designee sudah merambah ke 18 desa dan memiliki lebih dari 1200 orang pemuda yang siap membantu di seluruh Indonesia.
“Bersama 1200 lebih teman-teman volunteer, saya mengajarkan anak-anak untuk menggambar, merubah dinding desa yang kumuh menjadi karya seni yang artistik, dan mengubah karya mereka menjadi produk yang dapat dijual dan bermanfaat bagi orang banyak seperti notebook atau aksesoris lainnya”, ungkap Ryan yang juga merupakan mahasiswa tingkat akhir Fakultas Seni & Desain UMN, Program Studi Desain Komunikasi Visual, Peminatan Interaction Design.
Tentu tidak mudah bagi Ryan dalam mengembangkan Social Designee. Ryan mengaku, tantangan terbesarnya adalah justru dalam menggerakkan pemuda.
“Sebenarnya para pemuda itu mengetahui adanya isu sosial di sekitar mereka, tapi mereka seperti tidak peduli dengan itu semua. Mereka tidak mau berinisiatif dan kebanyakan bersifat acuh. Hal ini sungguh disayangkan, karena sebenarnya anak muda itu punya banyak sekali kesempatan dan potensi. Tapi mungkin ini semua terjadi karena para pemuda tersebut tidak memiliki keahlian yang membuat mereka percaya diri, seperti networking dan berinteraksi sosial”, ungkapnya.
Dalam kegiatan MGF 2018 yang mengangkat tema tentang ‘Skill for our Tommorrow’ ini Ryan mengajak lebih dari 5000 peserta dari 80 negara di dunia untuk mulai melakukan perubahan dari sekarang. “Tidak peduli seberapa banyak pengalaman yang sudah kita punya sebelumnya, kita harus melakukan sesuatu pergerakan yang dapat membawa perubahan. Tidak harus sesuatu yang mahal, mulailah dari keahlian yang kita punya. Ini adalah tentang bagaimana kita melewati suatu pembatas”, tutup Ryan pada sesi tanya jawabnya di panggung utama Misk Global Forum 2018. (RK)
By Nike Putri Yunandika – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id