Workshop CommPress: Menelisik Gaya Baru Produk Jurnalistik dalam VIK
April 19, 2018BIM Atasi Masalah Proyek Konstruksi
April 20, 2018
TANGERANG – BIM (Building Information Modeling) tidak akan menjadi ancaman yang serius bagi dunia konstruksi dan arsitektur. BIM adalah inovasi dalam dunia konstruksi yang menawarkan efektivitas dan kemudahan di dalam pekerjaan. Demikian disampaikan Director of Human Capital Management PT. Waskita Karya (Persero) Tbk Ir. Hadjar Seti Adji M.Eng.Sc saat menjadi pembicara dalam kuliah umum bertema BIM: Tomorrow is Today di Lecture Hall UMN pada Rabu (18/4).
Pada kesempatan tersebut, Hadjar menjelaskan bahwa saat ini perusahaan harus melakukan digitalisasi agar tetap bertahan, termasuk industri konstruksi. BIM hadir sebagai wujud dari digitalisasi di dalam dunia konstruksi tersebut.
“BIM adalah wujud dari digitalisasi (dalam dunia konstruksi) itu sendiri. Ia tidak akan menciptakan sebuah Disruption Innovation di dalam dunia konstruksi, karena BIM tidak menggantikan sosok Arsitek, tapi mengajak mereka untuk berkompromi dengan teknologi,” jelas Hadjar.
Baca juga: Kata Mereka, Kerja Keras Tidak Akan Mengkhianati Hasil
Dalam pengerjaan suatu proyek, sering kali apa yang disepakati saat perencanaan awal tidak sejalan dengan kenyataan yang terlihat saat proyek berlangsung. Hadjar mengungkapkan hal ini disebabkan oleh manajemen data yang melimpah tanpa adanya konsensus, sehingga tercipta komunikasi yang berantakan antar stakeholder.
“Dengan adanya BIM, sistem komunikasi dalam pengerjaan suatu proyek bangunan menjadi sentral dan tidak berantakan lagi. Semua data hanya boleh diambil di satu sumber, jadi tidak akan ada yang keliru,” ungkap Hadjar.
Lebih lanjut Hadjar menerangkan bahwa ada perusahaan di Rusia bernama Apis Cor telah berhasil mengembangkan mesin 3D printing yang mampu mencetak bangunan sungguhan.
“Di Indonesia, PT. PP Persero dan beberapa universitas sedang menggandeng perusahaan tersebut (Apis Cor). Mesin mereka dibawa ke Indonesia dan akan mencetak (bangunan) untuk pertama kalinya, tepatnya di Jakarta nanti,” terang Hadjar.
Ketua Program Studi Arsitektur UMN Hendrico Firzandy juga menjelaskan bahwa perkembangan teknologi BIM ini harus disadari oleh mahasiswa agar siap menghadapinya ketika lulus kuliah nanti.
“Ini adalah tantangan yang harus mahasiswa hadapi. Ada perkembangan teknologi (BIM) yang kalau kita nggak sadar akan hal itu, hanya akan menjadi gangguan atau disruption dan mahasiswa tidak akan siap ketika lulus nanti,” jelas Hendrico.
Baca juga: Pelajari Tata Perkotaan, Mahasiswa Arsitektur UMN Kunjungi Sinar Mas Land
Sementara itu, Sekretaris Program Studi Arsitektur UMN Irma Desiyana mengatakan bahwa selama ini Indonesia terlalu nyaman dengan dunia pendidikan, sehingga kurang memperhatikan perkembangan teknologi dalam dunia industri yang sulit untuk diprediksi.
“Nah, kehadiran Bapak Hadjar membuka mata kita bahwa perkembangan dan penguasaan teknologi seperti BIM itu sangat penting dalam dunia pendidikan, khususnya yang terkait dengan konstruksi dan arsitektur,” tutup Irma.
BIM merupakan suatu metodologi berbentuk tiga dimensi bersifat parametrik yang mengandung unsur data, urutan, tahapan, dan spesifikasi dari sebuah rancangan proyek konstruksi. BIM tergambarkan sebagai kumpulan seluruh informasi pengerjaan suatu proyek konstruksi yang akan dijadikan sebagai sumber data bersama bagi seluruh stakeholder yang terlibat dalam proyek.
Turut hadir dalam kuliah umum tersebut Dekan Fakultas Seni dan Desain UMN Ina Listyani Riyanto, S.Pd, M.A, Ketua Program Studi Arsitektur UMN Hendrico Firzandy Latupeirissa, S.T, M.Ars dan Sekretaris Program Studi Arsitektur UMN Irma Desiyana, S.Ars, M.Arch. (*/CRA)
*Mario Baskoro – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id