5 Tips Meningkatkan Produktivitas dengan Artificial Intelligence
November 11, 2024Yuk, Simak! Ini Beberapa Jurusan Relevan Buat Kamu yang Tertarik dengan AI
November 11, 2024tell
7 Skill yang Paling Dicari oleh Perusahaan di Era AI (Source: Unsplash/Sigmund)
Karena artificial intelligence (AI) terus mentransformasi industri, perusahaan mencari keahlian khusus untuk membantu karyawan agar sukses di era yang digerakkan oleh teknologi ini.
Agar dapat bersaing, perusahaan harus mengembangkan kombinasi keahlian teknis dan kemampuan yang berpusat pada manusia yang tidak dapat digantikan oleh AI. Berikut adalah 7 keterampilan yang paling banyak dibutuhkan di era AI yang harus diketahui oleh para talenta industri.
Baca juga: 5 Kelebihan dan Kekurangan AI.
7 Hard dan Soft Skill yang Paling Diminati di Era AI
1. Literasi Data
Data adalah emas dalam dunia yang digerakkan oleh AI karena data sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. Literasi data-kemampuan untuk memahami, menafsirkan, dan menganalisis data-sangat penting untuk bekerja dengan sistem AI.
Para profesional perlu menafsirkan data mentah dan menggunakan wawasan untuk menginformasikan strategi, meningkatkan proses, dan mendorong inovasi. Para ahli dengan literasi data yang kuat dapat mengubah data mentah menjadi wawasan yang dapat ditindaklanjuti, menjadikan mereka talenta emas bagi organisasi mana pun.
2. Keahlian AI/Pembelajaran Mesin
AI dan machine learning (ML) adalah jantung dari inovasi bisnis. Para ahli yang memiliki keahlian untuk merancang, mengembangkan, dan menerapkan model AI telah menjadi sangat diperlukan dalam industri ini. Sebagai contoh, para insinyur pembelajaran mesin membangun algoritme yang membantu mesin menafsirkan dan belajar dari data secara otomatis.
Karena semakin banyak perusahaan yang beralih ke AI untuk mengotomatisasi tugas dan mengoptimalkan proses, para profesional dengan keterampilan ini sangat dibutuhkan. Keakraban dengan Python, R, dan pustaka seperti TensorFlow juga penting.
3. Pemahaman Terkait Responsible dan Ethical AI
Seiring dengan perkembangan AI, begitu pula dengan ancamannya. Data perlu dilindungi dari serangan siber dengan menerapkan keamanan siber yang disempurnakan dengan AI. Oleh karena itu, ahli yang memiliki keahlian dalam solusi keamanan siber bertenaga AI yang dapat mengidentifikasi dan merespons ancaman keamanan secara real-time sangat dicari.
Selain itu, AI menjadi lebih terintegrasi ke dalam pengambilan keputusan, sehingga meningkatkan kebutuhan akan pengawasan etika. Ahli etika AI memastikan bahwa AI digunakan secara bertanggung jawab dan juga mengatasi masalah seperti privasi data, bias algoritme, dan dampak sosial AI.
4. Kolaborasi Manusia dan AI
AI sangat baik dalam hal otomatisasi. Namun, AI membutuhkan pengawasan dan kreativitas manusia untuk mencapai potensi penuhnya. Karyawan yang dapat bekerja dengan sistem AI untuk meningkatkan produktivitas mereka akan menjadi lebih efisien dan efektif.
Kolaborasi ini memungkinkan para ahli untuk fokus pada tugas-tugas tingkat tinggi sambil mendelegasikan tugas-tugas rutin ke AI. Mengetahui cara bekerja secara efektif dengan AI penting bagi para profesional yang ingin meningkatkan produktivitas dan nilai di tempat kerja.
Baca juga: Jurusan Kuliah Menjadi Data Scientist di Bidang Data Science.
5. Kemampuan Beradaptasi dan Keinginan Untuk Belajar
AI dan kemajuan teknologinya berkembang dengan pesat. Penting bagi para profesional AI untuk memperbarui keterampilan mereka agar tetap relevan secara terus-menerus. Kemampuan beradaptasi dan keinginan tinggi untuk terus belajar membantu para profesional mempelajari alat AI baru dengan cepat, beradaptasi dengan perubahan peran, dan menerapkan pengetahuan baru untuk meningkatkan efisiensi kerja.
Tenaga kerja yang mudah beradaptasi yang dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi memberi organisasi keunggulan kompetitif di era AI. Dalam tenaga kerja yang berpusat pada AI, para profesional harus fleksibel dan siap untuk mempelajari hal-hal baru.
Ingat, AI telah memberikan kemampuan komputasi yang belum pernah ada sebelumnya atas data, tetapi AI hanya sebaik orang-orang yang menggunakannya. Meskipun AI menangani pekerjaan berat dalam hal data, karakteristik manusia, seperti kreativitas, simpati, dan refleksi moral, tetaplah penting.
6. Pemikiran Kritis dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dan pemikiran kritis menjadi penting di era AI seiring dengan semakin meluasnya penggunaan AI. Kemampuan untuk menganalisis situasi yang kompleks, mengidentifikasi masalah, dan mengembangkan solusi inovatif sangatlah penting.
Perbedaan teknologi tidak terlalu penting. Agar menonjol, bisnis harus belajar bagaimana menggunakan AI untuk membuka dan memanfaatkan peluang. Mereka juga harus mampu merespons kebutuhan pasar dan mengatasi tantangan.
Meskipun AI dapat menangani tugas-tugas rutin, pemikiran kritis dan pemecahan masalah adalah keterampilan unik manusia yang tidak dapat ditiru oleh AI. Keterampilan ini sangat penting untuk menavigasi tantangan yang kompleks, membuat keputusan yang tepat, dan mengadaptasi sistem AI untuk situasi baru.
Perusahaan menghargai orang-orang yang dapat menghadapi tantangan kecil, sesuatu yang bahkan sulit dilakukan oleh sistem AI yang paling canggih sekalipun.
7. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional sangat penting untuk mengelola kolaborasi manusia dan AI. Memahami dan mengelola emosi di tempat kerja membantu tim bekerja sama dengan lebih efektif, meningkatkan kepercayaan, dan mengatasi kekhawatiran tentang adopsi AI dan penggantian pekerjaan.
Di era AI, kesuksesan bisnis akan ditentukan oleh kombinasi keterampilan keras dan lunak ini. Kemampuan untuk mengintegrasikan keterampilan teknis dengan karakteristik manusia seperti kreativitas, pemikiran kritis, dan kecerdasan emosional akan menjadi kunci kemakmuran tenaga kerja yang didukung oleh AI.
Baca juga: Big Data: Pengertian, Contoh, dan Fungsinya.
Kesimpulan
Di era AI, perusahaan mencari para ahli dengan perpaduan yang seimbang antara hard skill dan soft skill. Harus disadari bahwa kemampuan teknis seperti keahlian dalam AI dan sejenisnya memang penting, namun begitu pula dengan soft skills seperti berpikir kritis, kreativitas, dan kecerdasan emosional.
Kombinasi hard skill dan soft skill akan membantu para profesional mengelola kolaborasi manusia dan AI, memecahkan masalah yang kompleks, dan mendorong inovasi di era AI yang terus berkembang cepat.
By Levina Chrestella Theodora
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id