Mengenal Artificial Intelligence: Mulai dari Mana Ya?
November 11, 2024Mengapa Suara Mahasiswa Begitu Kuat Magnetnya dalam Membawa Perubahan?
November 11, 2024
Ilustrasi kotak suara Pilkada. Sumber Gambar: Unsplash/Arnaud Jaegers
Pilkada secara serentak akan dilaksanakan 27 November 2024. Tentu, Pilkada merupakan momen kontestasi politik dan hajat demokrasi bagi seluruh masyarakat untuk memilih pemimpin yang akan melaksanakan pemerintahan di tingkat daerah. Pemimpin yang terpilih melalui Pilkada memiliki tanggung jawab besar dalam menentukan arah pembangunan, kesejahteraan masyarakat, dan kualitas pelayanan publik di wilayahnya. Oleh karena itu, partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat, termasuk generasi muda, sangat penting untuk memastikan pemimpin yang terpilih adalah sosok yang berintegritas, kompeten, dan mampu membawa perubahan positif sesuai dengan aspirasi rakyat.
Pembahasan soal peran masyarakat dalam pelaksanaan Pilkada mungkin sering kamu dengar. Namun, dalam konteks ini, bagaimana peran mahasiswa? Sebagai generasi muda yang melek politik dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi, mahasiswa memiliki berbagai alasan untuk turut serta dalam pelaksanaan Pilkada. Berikut beberapa alasan mengapa mahasiswa penting untuk andil dalam proses Pilkada.
1. Memperjuangkan Isu-Isu lokal yang belum terselesaikan
Masih sering kali memiliki perhatian khusus terhadap isu-isu lokal maupun spesifik yang terjadi di daerah mereka. Masalah pelik ini seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, lingkungan hidup, hak asasi manusia dan kesetaraan gender. Melalui ikut serta dalam proses Pilkada, mahasiswa bisa memperjuangkan isu-isu ini agar bisa menjadi bagian dari program kerja calon pemimpin yang akan datang.
Tentunya pasangan calon yang akan maju ke dalam pilkada sudah merancang grand design terkait program kerja visi dan misi yang akan mereka usung dalam pilkada nanti. Mahasiswa bisa saja melakukan advokasi bahkan mendesak calon untuk mengambil sikap yang lebih proaktif terhadap isu-isu tersebut. Apalagi pepatah mengatakan bahwa suara yang paling ampuh adalah suara mahasiswa maka bukan tidak mungkin bila mahasiswa bisa menjadi andil besar dalam menentukan arah kepemimpinan dan kebijakan pemimpin saat ini.
Baca juga: Cara Memaksimalkan Linkedin Agar Dilirik Recruiter.
2. Mengatasi apatisme politik di kalangan pemuda
Salah satu tantangan dalam proses Demokrasi adalah apatisme politik terutama di kalangan generasi muda. Banyak dari mereka merasa tidak memiliki suara yang berarti dalam proses pemilihan utamanya Pilkada. Sebagai generasi muda yang melek politik sepatutnya kita perlu menggerakkan generasi muda yang lainnya untuk mencoblos dan berpartisipasi aktif dalam memilih pemimpin yang amanah dan juga mampu mengakomodasi seluruh aspirasi dari masyarakat.
Apalagi Mahasiswa juga bisa menjadi role model bagi mahasiswa yang lainnya sehingga bisa menjelaskan bahwa setiap suara penting dan sangat berpengaruh dalam menentukan masa depan daerah. Kalau bukan kita yang memilih terus siapa lagi yang peduli terhadap masalah yang ada di sekitar kita? Jika generasi muda, terutama mahasiswa, tidak mengambil sikap dan berpartisipasi, maka kita memberikan ruang bagi pihak-pihak yang mungkin tidak memiliki kepentingan yang sama dengan masyarakat. Dengan memilih, kita tidak hanya mengekspresikan pendapat, tetapi juga mengajak orang lain untuk berpikir kritis tentang calon pemimpin dan kebijakan yang mereka tawarkan.
3. Melakukan kajian mendalam tentang pasangan calon yang maju ke Pilkada
Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat mahasiswa bisa dengan mudah untuk mendapatkan akses terkait dengan profil dan rekam jejak Pasangan calon yang akan maju ke Pilkada. Mahasiswa bisa mempelajari jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh Pasangan calon, kemudian organisasi apa yang pernah diikuti oleh Pasangan calon, program-program yang mereka tawarkan, visi misi, gagasan, jargon, serta rekam jejak mereka dalam mengatasi berbagai isu di masyarakat. Dengan kemudahan akses informasi ini, mahasiswa dapat melakukan analisis yang lebih mendalam mengenai calon pemimpin yang akan dipilih. Selain itu, mahasiswa juga bisa membandingkan track record calon dengan harapan dan kebutuhan masyarakat.
Informasi yang tersedia di platform digital, seperti media sosial, website resmi, dan berita online, memungkinkan mahasiswa untuk menyaring informasi yang relevan dan objektif. Dengan cara ini, mereka dapat membangun opini yang lebih kritis dan berdasar, serta mengedukasi rekan-rekan mereka tentang calon-calon yang diusung.
4. Ikut andil dalam mengawal proses demokrasi
Pengalaman dalam mengawal proses demokrasi merupakan salah satu hal yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa ketika ingin mengikuti ataupun berpartisipasi aktif dalam Pilkada. Salah satunya adalah kamu bisa berpartisipasi menjadi anggota KPPS maupun panitia pengawas pemilu di daerah masing-masing.
Melalui keterlibatan dan pengalaman yang sangat berharga ini, tentunya mahasiswa bisa menuangkan ide-ide inovatif dan solusi yang relevan terhadap tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pemilu. Mereka dapat menciptakan program-program edukatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hak suara dan proses demokrasi. Selain itu, mahasiswa juga dapat menggagas kampanye yang mendukung integritas dan transparansi pemilu, serta berperan aktif dalam mengedukasi pemilih pemula tentang cara menggunakan hak suara mereka dengan benar.
Keterlibatan dalam proses pemilu ini juga memberi mahasiswa kesempatan untuk membangun jaringan dengan berbagai pihak, mulai dari lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, hingga komunitas lokal. Dengan menjalin hubungan tersebut, mahasiswa tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga memperkuat suara mereka dalam berbagai isu sosial dan politik yang dihadapi masyarakat.
5. Mengajak masyarakat agar tidak golput
Tidak dapat dipungkiri, golput sering menjadi penyakit yang menjangkiti masyarakat, terutama di kalangan pemuda dan mahasiswa. Sikap apatis terhadap proses demokrasi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketidakpuasan terhadap calon pemimpin, kurangnya informasi mengenai pemilu, atau rasa skeptis terhadap efektivitas suara mereka. Ketika golput menjadi pilihan, hal ini tidak hanya mengurangi partisipasi dalam sistem demokrasi, tetapi juga melemahkan legitimasi pemimpin yang terpilih.
Maka dari itu, peran dari mahasiswa adalah mengajak masyarakat agar tidak golput saat Pilkada nanti. Padahal, satu suara yang kamu pilih di bilik suara bisa menjadi penentu masa depan daerahmu. Setiap pilihan memiliki dampak yang signifikan terhadap kebijakan yang akan diambil, dan ketidakaktifan dalam memilih hanya akan menguntungkan mereka yang tidak peduli pada kepentingan masyarakat. Dengan mengedukasi dan menginspirasi masyarakat untuk memberikan suaranya, mahasiswa dapat membantu menciptakan iklim demokrasi yang lebih sehat dan partisipatif.
6. Menumpas silent majority
Akhir-akhir ini, kamu mungkin sering mendengar istilah silent majority? Gaung yang tidak bersuara namun saat pelaksanaan Pilkada ataupun Pilpres, suara ini tiba-tiba mengemuka dan memberikan dampak yang signifikan. Mereka adalah kelompok yang selama ini tidak aktif dalam diskusi publik, tidak terlibat dalam kampanye, dan mungkin tidak terlihat di media sosial. Namun, ketika waktu pemilihan tiba, mereka menggunakan hak suara mereka untuk menentukan arah kebijakan dan kepemimpinan.
Silent majority sering kali mencerminkan opini yang kurang terwakili oleh suara-suara yang lebih vokal dan berani di media. Mereka mungkin memiliki pandangan yang berbeda atau merasa kurang terhubung dengan debat yang sedang berlangsung. Saat mereka akhirnya memberi suara, hasilnya bisa mengejutkan banyak pihak, karena mereka memiliki kecenderungan untuk mendukung calon atau isu yang dianggap lebih sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mereka.
Lalu dimanakah peran mahasiswa? Disinilah andil mahasiswa dimulai untuk menumpas silent majority. Saat pilkada akan segera dilangsungkan, mahasiswa punya tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat sekitar mengenai pentingnya suara mereka. Mereka bisa menggelar diskusi, seminar, atau kampanye sosial yang menjelaskan bagaimana setiap suara memiliki kekuatan untuk mempengaruhi arah kebijakan daerah.
Dengan memanfaatkan media sosial dan platform digital, mahasiswa dapat menyebarluaskan informasi terkait calon-calon pemimpin dan program-program mereka. Melalui pendekatan ini, mahasiswa tidak hanya menjadi penyambung lidah bagi masyarakat, tetapi juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pemilu. Mereka berperan sebagai penggerak perubahan yang mampu mengajak masyarakat untuk tidak apatis dan berani menyuarakan pendapat mereka.
7. Mengedepankan netralitas dan akuntabilitas dalam mengembalikan marwah demokrasi
Mahasiswa juga bisa menjadi juru selamat dari praktik-praktik yang menghilangkan marwah demokrasi seperti money politic, kampanye terselubung, politik identitas, aliansi perangkat desa yang pro terhadap satu pasangan calon, dan manipulasi suara. Dengan kesadaran politik yang tinggi, mahasiswa dapat mengedukasi masyarakat mengenai bahaya praktik-praktik tersebut dan mendorong pemilih untuk lebih kritis dalam memilih calon pemimpin. Mereka dapat melakukan kampanye penyuluhan, mengadakan diskusi publik, dan menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi yang akurat dan objektif.
Selain itu, mahasiswa bisa berkolaborasi dengan lembaga pengawas pemilu dan organisasi non-pemerintah untuk memantau pelaksanaan Pilkada, sehingga tercipta suasana yang bersih dan transparan. Dengan demikian, peran aktif mahasiswa tidak hanya berfungsi sebagai pengawas, tetapi juga sebagai penggerak yang mengajak masyarakat untuk menolak segala bentuk kecurangan yang dapat merusak sistem demokrasi.
Baca juga: 5 Skill yang Akan Kamu Dapatkan di Jurusan Digital Jurnalistik.
Keterlibatan mahasiswa dalam proses politik juga dapat menginspirasi generasi muda lainnya untuk ikut serta dalam menjaga marwah demokrasi, sehingga memperkuat pondasi sistem politik yang sehat dan berkeadilan di Indonesia.
Mahasiswa memiliki peran strategis dalam pelaksanaan Pilkada, baik sebagai agen perubahan, pengawas, maupun pelopor partisipasi politik di kalangan generasi muda. Dengan keterlibatan yang lebih aktif, mahasiswa tidak hanya membantu menciptakan proses Pilkada yang lebih transparan dan akuntabel, tetapi juga memastikan bahwa suara mereka didengar dalam pengambilan keputusan yang akan memengaruhi kehidupan mereka di masa depan.
Kamu bisa mempelajari lebih lanjut tentang informasi menarik lainnya melalui official website UMN. Di website tersebut kamu juga bisa memilih prosedur pendaftaran online sesuai dengan kriteriamu. Yuk, daftar sekarang dan mulai karir kamu bersama UMN!
By Reyvan Maulid | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id